Main Cast:
Lee Sungmin
Lee Chun Qi
Lee Chae Rin
Figure:
Cho Kyuhyun
Lee Hyuk Jae
Kim Joong Woon
Mrs&Mr. Lee (orang tua Sungmin)
Lee Eunja
Genre:
Horor
PART 1
“HAPPY WEEDING..”
Itulah
kata-kata yang diucapkan oleh tamu undangan untuk kedua pasangan
pengantin Lee Sungmin Dan juga Lee Chun Qi. Mereka sadalah pasangan yang
akhirnya memutuskan untuk menjadi pasangan seumur hidup setelah 3 tahun
lamanya menjalin hubungan.
“selamat menjalani hari-hari kalian ya semoga kalian bahagia.”
Kata seorang laki-laki pada kakak perempuanya Chun Qi.
“Kyuhyun-sii.. terimakasih ya. Jaga dirimu baik-baik juga aku pasti sangat merindukanmu..”
Jawab chun qi sambil memeluk adik laki-laki semata wayangnya itu.
Ya,
Chun Qi adalah wanita dari keluarga sederhana di korea selatan. Ia
tinggal di Seoul bersama adiknya yang masih menjalani masa-masa di
universitas itu. Dan hari ini ia menikah dengan Lee Sungmin, pria yang
sangat ia cintai dan juga orang besar di korea. Sungmin juga merupakan
salah satu pengusaha sukses muda yang ada di korea selatan. Dan menjadi
nyonya Lee bukanlah hal yang mudah. Ia telah menaruh semua hidupnya
untuk sungmin mulai hari ini dan untuk selamanya.
“Hyung jaga kakakku ini dengan baik ya..”
Pesan kyuhyun.
“haha tenang saja.. kau pikir kami akan pergi jauh apa..”
Jawab sungmin sambil tertawa kecil. Mereka lalu masuk kedalam mobil lalu pergi menuju tempat seharusnya untuk mereka berduaan.
***
2
Hari Perjalanan dari Seoul menuju Hawai.. ya Hawai adalah pilihan
tempat bagi Pasangan Sungmin dan juga Chun Qi untuk berbulan madu. Pulau
itu sangat indah dan pantai disana juga sangat indah. Bahkan sepsang
pengantin baru ini telah memilih tempat peristirahatan yang sangat mewah
.
“ wah besar sekali.. sayang apa tempat ini tidak terlalu mewah untuk kita?”
Tanya chun qi yang merasa bahwa tempat mereka itu sangatlah mahal.
“untuk moment kita yang berharga ini.. kurasa ini hanya sebagian kecilnya saja.”
Jawab sungmin sambil memeluk istrinya itu dari belakang.
“apa kau lelah hari ini?”
Chun qi kembali bertanya.
“hm.. tidak juga.”
“haha baiklah sebaiknya kau mandi dan aku akan memesan makanan untuk kita.”
Suruh chun qi pada suaminya itu.
“baiklah..”
Dengan membawa beberapa barang kekamar sungmin lalu bersiap-siap untuk membersihkan dirinya itu.
Sedangkan
chun qi pergi menuju dapur untuk melihat beberapa makanan yang ada
dikulkas. Ya hanya ada buah-buahan segar beberapa makanan kecil dan juga
minuman yang disediakan khusus dari vila tersebut. Chun qi lalu menuang
air dingin untuk diminumnya. Namun tiba-tiba ia merasakan hal yang
ganjil seperti ada seseorang yang mengikutinya sejak tadi diruangan itu.
Ia terus memegang tengkuk lehernya merasakan sesuatu yang aneh. Lalu
seserorang merangkulnya dari belakang membuatnya terkejut setengah mati.
“ah.. sayang kau mengagetkanku..!!!”
Panik chun qi.
“kenapa? “
Tanya sungmin.
“kau yang kenapa.. selalu saja merangkulku dari belakang membuatku panik saja..”
Keluh chun qi.
“maaf sayang.. bagaimana apa makanannya sudah datang aku lapar sekali.”
“aku sudah memesannya mungkin akan tiba sebentar lagi.”
“hm.. baiklah..”
“kau tunggulah pesanan itu. Aku mau mandi dulu oke..”
Pinta chun qi yang pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya itu.
Sungmin lalu berjalan menuju ruang tv dan tidur di sebuah sofa sambil menonton tv.
“Ting Tong..”
Seseorang
memencet Bel dibalik pintu vila. Sungmin lalu pergi menuju pintu masuk,
mencoba memeriksa keadaan. Ia membuka pintu dan tidak ada siapapun
diluar sana.
“huh.. kurang kerjaan sekali .”
Ketus
sungmin merasa bahwa ada orang jahil yang mencoba mngerjainya. Ia
kembali masuk kedalam dan saat ia ingin menutup pintu, seorang anak
kecil tiba-tiba datang dan menahan pintu itu.
“apa? Siapa kau?”
Tanya sungmin pada anak kecil itu. Ia menundukan badannya agar posisinya sejajar dengan anak kecil itu.
Tak
ada jawaban darinya anak perempuan yang memiliki warna kulit sawo
matang dan rambut panjangnya yang diurai itu terus menatap sungmin tajam
sangat misterius.
“siapa namamu?”
Tanya sugnmin
lembut. Masih tidak ada jawaban dari anak itu. Sungmin masih melihat
anak itu.. terlihat jelas tatapan anak itu memancar sebuah dendam sambil
memegang boneka beruang anak itu hanya diam.
“sayang.. apa pesanan kita sudah tiba?”
Tanya chun qi dari dalam. Sungmin lalu menengok kearah dalam untuk menjawab istrinya itu.
“belum sayang..”
“lalu apa yang kau lakukan didepan pintu?”
Heran chun qi yang mendekati sungmin sendirian didepan pintu.
“aku hanya sedang bicara pada anak..”
Kata-katanya terhenti saat ia tak lagi melihat anak itu didepannya.
“anak siapa?”
Heran chun qi.
“tadi dia disini.. ah mungkin dia pergi karena kedatanganmu .. sudahlah
lupakan saja..” dihati sungmin juga heran bagaimana anak itu bisa
menghilang dengan cepat.
Beberapa menit kemudian pesanan mereka
tiba mereka pun mulai mengisi perut mereka yang lapar hingga malam ini
tepat pukul 8 malam.
POV Chun qi_
Terasa sejuk
sekali malam ini dengan jendela yang sengaja Kubuka agar kami bisa
merasakan angin laut dimalam hari. Sungmin memelukku tepat didekat
jendela kami dapat melihat laut yang sangat indah dan dirasakan angin
berhembus sangat sejuk sekali.
“Sayang, ehm, apakah kau akan melakukannya malam ini? Denganku?”
Tanyaku ragu, malam ini adalah malam pertamaku dan aku masih belum siap.
“kalau kau sudah siap, aku siap”
Katanya tersenyum
Aku mencoba membalikkan badanku yang sedari tadi membelakangnya. Kini mata kami bertemu
“ aku siap”
Jawabku
pelan tepat ditelinganya. Aku melihat senyuman diwajahnya itu. Ini
adalah malam bahagia bagi kami dan aku tentu tak mau menyiakan malam
yang indah ini.
****
4 tahun kemudian
( “Ommaaaa”
teriak seorang anak kecil sambil berlari megejar ibunya yang tak peduli dengannya.
“pergilah.. aku sudah tidak mau berhubungan dengamu lagi.. aku bukan ibumu lagi..”
Kata
seorang wanita yang adalah ibu anak itu. Sambil terus berlari. Di
padang yang sangat luas tanpa ujung. Sampai akhirnya anak itu menyerah
dan berjongkok sambil merundukkan kepalanya. Ia menangis sejadi-jadinya
menyeselkan karena kepergian ibunya yang tak mau mengaggapnya anak lagi.
Chun qi melihat anak itu menangis, ia menghampiri anak kecil itu, anak
yang sedari tadi menyembunyikan wajahnya,
“adik kecil.. kenapa denganmu..”
Tanya
chun qi lembut . ia merundukkan badannya dan membelai rambut anak itu.
Sampai akhirnya anak itu menunjukkan wajahnya. Wajah yang sangat
menyeramkan dengan kedua bola mata yang hitam dan darah segar mengucur
dari kepala anak itu. Tanpa ada kata-kata anak itu hanya tertawa sambil
mendekati chun qi yang sangat ketakutan hendak berlari. Anak itu
menghentikan chun qi menindih badannya sambil mencabik-cabik perut chun
qi yang sedang mengandung seorang anak hingga mengeluarkan banyak darah
dari sayatan itu. Chun qi terus berteriak dan berteriak..
“AAAAAaaaaa… TIDAK LEPASKAN AKU!!!”_)
CHUN QI POV_
“aaaaa… Tidak lepaskan aku!!! Lepaskan aku!!!!!”
Teriakku.
Aku merasa ini sungguh nyata hingga aku merasakan satu tangan menyentuh
pipiku dan mengoyak2 tubuhku mencoba membangunkanku dari tidur.
Sekejap
aku membuka mataku, dan itu hanya mimpi.. mimpi itu selalu membayangiku
akhir-akhir ini. Ku lihat suamiku sangat panik dengan membawa air putih
untuk ku.
“sayang apa kau mimpi buruk lagi?”
Tanya
sungmin memastikan kalau aku baik-baik saja. Aku menghela nafasku
panjang dengan keringat yang terus bercucuran . aku juga meminum segelas
air putih yang diberikan olehnya.
“sepertinya begitu..”
Jawabku.
“akhir-akhir ini kau selalu mimpi buruk, apa kau merasa tidak enak badan? Bagaimana kalau besok kita kedokter?”
“tidak usah sayang aku baik-baik saja.. sudah kambalilah tidur..”
Kataku yang merasa tidak enak selalu mengganggu tidurnya seperti ini.
“apa kau yakin?”
Tanyanya tidak yakin pada keadaanku.
“hm.. aku yakin mungkin aku kecapean saja..”
Jawabku memastikan agar ia tak khawatir lagi padaku.
“ aku kan sudah bilang agar kau tidak terlalu capek mengurus rumah kan
ada banyak pelayan ibu juga tidak memaksakan kau untuk mengerjakan
pekerjaan rumah kan.”
Gumamnya tampak kesal karena ia selalu melihatku ikut membereskan rumah dan juga memasak.
Memang
selama kami menikah,kami tinggal dirumah Keluarga sungmin. Bersama
ayah, ibu, dan adiknya lee Hyuk Jae yang baru saja menikah sebulan yang
lalu dengan Lee Eun Ja . Aku memang tidak betah jika melihat rumah
berantakan dan aku juga selalu turun tangan dalamm hal memasak untuk
mereka semua Eun Ja juga turut membantu. Rasanya aku pun ingin sekali
tinggal dirumah terpisah dengan mereka hanya aku belum mendapat moment
yang tepat untuk membicarakan ini pada kedua mertuaku itu.
“tidak sayang.. hanya saja Chae Rin agak rewel tadi jadi aku terus menjaganya disekolah”
Elakku.
Lee Chae Rin adalah nama putriku dan sungmin. Pernikahan kami yang
sudah lebih dari 4 tahun ini telah dianugrahkan seorang putri cantik
yang sekarang genap 4 tahun dan masih rewelnya.
“baiklah.. ayo kau juga harus tidur ini masih sangat pagi jika kau mau bangun.”
Katanya ia lalu kembali tidur begitu juga aku.
Aku
tidur membelakanginya dan ia memelukku. kehangatan ini rasanya selalu
kurasakan saat aku mimpi buruk. Sungmin suamiku itu memang disibukkan
dengan berbagai kerjaannya mengingat bahwa ia harus mengurus bebrapa
perusahaan ayah. Waktunya hanya terbagi untukku pada saat malam saja.
Namun malam ini aku tidak bisa tidur. Aku terus memikirkan mimpi itu.
Sudah hampir 6 kali aku memimpikan hal yang sama. Kuharap ini hanya
perasaanku saja..
***
Pagi ini semua tampak sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Chun
qi dibantu Eun Ja adik iparnya itu mengurus beberapa sarapan pagi
didapur seperti biasa sungmin juga sibuk bersiap-siap akan kekantor
sebelum ia datang ke meja makan untuk sarapan bersama keluarga besar
Lee.
“Onni, apa kau mimpi buruk lagi?”
Tanya Eun Ja sambil memotong sayuran.
“hm sepertinya begitu. Bagaimana kau bisa tahu?”
Jawab chun qi heran sambil terus mengaduk masakan .
“itu terlihat jelas digaris hitam yang ada dibawah matamu onnie..”
“apa iya? Huh lupakan sajalah. Eh apa ini sudah enak?”
Tanya chun qi yang menyuguhkan masakannya itu agar bisa dirasakan oleh Eun Ja.
“hm.. ini enak sekali.. haha sampai sekarangpun aku belum bisa semahir dirimu onnie.”
Iri Eun Ja sambil mencoba sup kimchi buatan chun qi.
“ha ha.. itu biasa saja. Biar kuletakkan ini dimeja ya.”
Chun
qi lalu pergi ke meja dan menata semua makanan diatas meja. Ada
berbagai masakan diatas meja membuat semua orang duduk dan tertegun
melihat masakan itu.
Donghae sungmin ayah dan ibu telah siap untuk menyantap sarapan mereka.
“omma..”
Rengek Chae Rin pada chun qi.
“ada apa sayang? Ayo duduk disini ya.”
Chun qi membantu Chae rin duduk dikursinya tepat disamping sungmin.
Setelah Eun Ja duduk dan keluarga mereka lengkap, semua mulai menyantap sarapan mereka.
“masakan ini rasanya selalu berbeda ya setiap harinya.”
Kata ayah.
“berubah bagaimana?”
Tanya chun qi.
“hm, dari hari ke hari semkain enak saja.”
Jawab
ayah semua tertawa. Ya memang chun qi dibantu dengan Eun ja selalu
mencoba menu baru dan mencoba membuat rasa masakan itu tidak biasa saja.
“tentu kita tidak sia-sia menghadirkan kedua menantu dirumah ini kan.”
Seru ibu.
“ibu bisa saja..”
Eun ja malu.
“eun ja apa kau banyak belajar oleh chun qi noona?”
Tanya EunHyuk,
“tentu saja aku belajar banyak.”
“itu bagus jika kita tinggal dirumah berbeda kau pastinya bisa memasak untukku.”
Harap eunhyuk.
“aku tidak akan melepaskan satu diantara kalian untuk pindah dari rumah ini.”
Sahut ibu.
“tentu saja. Keadaan rumah yang selalu ramai ini tidak boleh berakhir
begitu saja.apalagi untuk cucu ayah yang satu ini chae rin ”
Tambah
ayah. mereka semua melihat ke arah chae rin yang sibuk dengan
makanannya. anak cantik ini tampak sangat lucu saat makan sama seperti
ayahnya sungmin.
“appa.. aku tidak mau sekolah.”
Kata chae rin pada sungmin dengan nada yang sangat aegyo.
“kenapa? Sekolah itu kan penting sayang.”
Heran sungmin.
“hm.. aku tidak mau pokoknya. Habis dia jahat sama aku..”
Jelas chae rin.
“dia? Dia siapa?”
Tanya sungmin .
“dia yang matanya hitam dan dia punya luka disini.”
Dengan lugu chae rin menunjuk kepalanya.
“dibagian sini dia suka mengeluarkan air yang warnanya merah appa..”
Tunjuk
Chae Rin. Mendengar itu semua terdiam anak yang dimaksud Chae Rin
mengingatkan chun qi pada seorang anak kecil yang suka menggangu
mimpinya. Dengan sigap chun qi mengalihkan pembicaraan.
“chae rin. Itu hanya bohongan sayang. Pokoknya seharian ini omma akan temani kamu disekolah”
Kata chun qi.
“hahaha.. anak sekecil Chae Rin memang suka mengada-ngada kalau bicara.”
Seru eunhyuk aneh.
“memangnya dia yang chae rin maksud siapa?”
Tanya sungmin melihat kearah chun qi.
“hm.. kemarin disekolah ada pertunjukkan drama dan itu mengangkat
kejadian horor. Satu orang didandani dengan wajahnya yang sangat
menyeramkan melihat itu Chae rin sangat takut.”
Jelas chun qi
bohong. Semua percaya dan kembali melanjutkan sarapannya. Yang ada
dipikiran chun qi apa mungkin dia dan juga anaknya telah melihat sesuatu
yang sama.
***
Chun qi pov_
Selesai sarapan
semua pergi melanjutkan aktifitasnya. Suamiku mengantarku dan chae rin
hari ini dengan mobil kami melaju menuju sekolah. Diperjalanan kupikir
adalah waktu yang tepat untuk membicarakan masalah pindah rumah.
“sayang ada yang ingin kubicarakan padamu..”
Kataku pelan.
“ada apa?”
Tanyanya siap mendengarkanku.
“aku.. bagaimana kalau kita pindah rumah.”
Kataku ragu, kuyakin ia pasti tidak mengijinkan.
“apa? Pindah rumah, tapi kenapa dengan rumah yang sekarang? Apa kau ada
masalah dengan orang dirumah? Biar ku bicara dengan mereka.”
Katanya merasa heran padaku yang tiba-tiba bilang ingin pindah.
“tidak bukan itu.. aku hanya ingin tenang saja terlalu banyak orang aku
semakin tidak nyaman.apalagi Eunhyuk sekarang telah menikah dan aku
tidak mau merepotkan ibu.oh iya bukankah kau pernah bilang akan
ditugaskan di daerah Busan? Kita bisa melakukan itu kita bisa pindah
kesana sayang.”
Kataku. Beberapa waktu yang lalu ayah pernah
meminta sungmin untuk mengurus perusahaan di daerah Busan karena terlalu
jauh dari rumah maka sungmin menolak itu.
“tapi kenapa terlalu tiba-tiba.. mungkin kau bisa ceritakan padaku ada masalah apa..”
Suamiku tampak tidak percaya padaku ia mulai ingin tahu tentang apapun yang kulakukan selama dirumah.
“akhir-akhir ini aku terlalu lelah bukan karena apapun aku hanya tidak
suka keadaan ramai., aku telah mencoba memeriksakan ini ke dokter dan
katanya aku memang butuh tempat baru. Sayang ayolah kita bisa bicarakan
baik-baik pada ibu kan.”
Rengekku pada suamiku itu. Ia tampak menghela napasnya.
“baiklah akan kucoba bicarakan ini nanti. Aku juga akan usahakan agar pulang lebih awal hari ini.”
“janji ya..”
“iya sayang..”
Aku
memeluknya dan mencium pipinya. Suamiku itu memang sangat baik terlalu
baik malah. Ia sangat perhatian pada kami . dan ia juga sangat memenuhi
kebutuhanku sebagai istrinya. Dan aku sangat menyayanginya begitu juga
chae rin.
Setengah jam akhirnya tiba kami disekolah Chae rin
sekolah play grup mengingat Chae Rin baru berusia 4 tahun, kebutuhan
belajarnya juga dibantu dengan sekolah itu. Kamipun turun termasuk
sungmin yang mengantar kami sampai depan gerbang.
“Chae Rin, ingat jangan nakal dan jangan buat susah omma oke?”
Pinta sungmin pada putrinya itu.
“Oke..”
Jawab chae rin dengan suaranya yang melengking.
“baiklah aku pergi dulu sayang.”
Pamitnya padaku.
“hm, hati-hati dijalan ya.”
Kataku
. ia mencium Chae rin dan juga mencium keningku sekilas. Suasana pagi
seperti ini sering sekali menjadi tontonan para ibu-ibu lain yang
mengintip dari jauh. Yang aku tahu mereka iri padaku karena aku
memiliki suami yang sangat tampan,perhatian padaku dan juga pada
anaknya.
Kami berpisah , sungmin kembali kemobilnya dan aku mengajak Chae rin masuk kesekolah.
***
“ayah masalah tawaranmu padaku untuk mengurus salah satu perusahaan di Busan itu. Baiklah aku menyetujuinya.”
Kata
sungmin pada ayah dan ibu malam ini di ruang keluarga. Sambil minum teh
mereka ber4 termasuk chun qi berkumpul untuk merundingkan permintaan
chun qi.
Kebetulan saat ini Eunhyk, dan Eun ja, tengah sibuk mengajak Chae rin bermain dikamar mereka.
“benarkah.. lalu kapan kau mau bertugas?”
Tanya ayah lega.
“karena aku tidak mungkin terlalu jarang pulang maka aku akan mengajak
Chae Rin dan chun qi untuk menetap disana juga ayah.”
Jelas sungmin.
“apa? Kau akan pergi membawa menantu dan juga cucuku?”
Tanya ayah memastikan perkataan sungmin.
“benar ayah.”
“tapi apakah keputusan ini telah dipikirkan matang-matang? Chun qi kau mau ikut pindah ke Busan?”
Tanya ibu.
“iya ibu.. aku juga merasa terlalu merepotkan kalian disini. Jadi tidak
ada salahnya jika kami pindah dan juga mengurus perusahaan itu.”
Jawab chun qi.
“tapi ibu tidak siap harus jauh-jauh dari cucu ibu.”
Ibu tampak ragu.
“tenang saja ibu, aku berjanji disela-sela hari libur kami akan datang kesini.”
Kata Chun Qi.
“bagaimana ayah?”
Tanya sungmin pada ayah.
“mau bagaimana lagi.. perusahaan itu juga butuh diatur. Baiklah, tapi
jika kalian ada apa-apa jangan sungkan-sungkan untuk kembali ya.”
Jawab ayah. chun qi dan sungmin merasa lega. Dan dalam waktu dekat mereka akan segera pindah rumah.
**
Selesai
menidurkan Chae Rin dikamarnya, chun qi lalu pergi untuk tidur
dikamarnya. Dan seperti biasa ia membawa obat pribadi untuk sungmin dan
juga segelas air. Sungmin itu sejak dulu punya penyakit Anemia atau
kurang darah dan hal itu membuatnya jadi cepat lelah untuk itu ia punya
obat khusus yang ia minum sebelum tidur.
“sayang sebelum tidur ayo diminum dulu obatnya ya..”
Pinta
chun qi perhatian. Sungmin yang sedaritadi membaca buku lalu
menghentikan aktifitasnya itu. Didepannya telah ada chun qi yang repot
mengeluarkan beberapa obat untuk sungmin minum.
“tolong kau singkirkan beberapa obat yang mengandung obat tidur ya.”
Perintah sungmin.
“memangnya kenapa?”
Heran chun qi.
“karena aku tidak mau buru-buru tidur.. aku ingin bermain dengan nyonya lee yang sangat cantik dan juga manja.”
Jawab sungmin sambil memegang tangan chun qi.
“benarkah aku manja? Kau juga sama oppa.”
“oppa?”
“haha sudah lama aku tidak memanggilmu dengan sebutan itu.”
“apa kau bahagia?”
“tentu saja.. aku mendapatkan semua jawabnnya hari ini. Sayang terimakasih ya, kau sudah meyakinkan mereka “
“as your wish.. sekarang aku mau bermain denganmu sebentar bolah kan..”
Ledek sungmin.
“aish kau ini.. apa yang ingin kau mainkan tuan lee. Aku siap melayani anda malam ini..”
Seru chun qi.
Sungmin lalu berdiri mendekatkan dirinya pada chun qi lalu mencium bibirnya.
mereka hanya bisa menunggu tiba waktunya hari itu hari dimana mereka akan menempati rumah baru mereka.
apakah yang terjadi selanjutnya? siapkah mereka pindah ketempat baru ?
apa sajakah hal yang mereka temukan dirumah baru mereka..
To Be Continue_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar