Selasa, 19 Juni 2012

THE ASSISTANT PART 10 (END)



Akhirnya donghae dan chun qi pulang keseoul dengan terus memegang tangan shin hae erat disepanjang jalan,ia tampak tidak ingin jauh lagi dan melepaskan shin hae. Perjalanan jauh itu memakan waktu seharian. Esok harinya mereka tiba diseoul saat itu donghae langsung mengantar shin hae pulang. Hari yang begitu melelahkan tak dirasakan oleh donghae, baginya menemukan dan membawa shin hae pulang adalah yang paling penting. Akhirnya tibalah mereka dirumah shin hae yang baru.Disana kebetulan ada min woo yang bergegas pergi kesekolah. Ia begitu terkejut saat melihat kakaknya pulang dengan donghae.
       “istirahatlah.. jangan lupa selalu kabari aku ya.”
Kata donghae ia lalu mencium kening shin hae dan pergegas pergi.
       “aku pergi..”
Katanya. Shin hae hanya menganggukan kepalanya tanpa bicara apa-apa. Sesaat min woo datang berlarian.
       “noona.. senang melihatmu kembali.”
Seru min woo.
       “apa itu donghae hyung?”
Tanya min woo yang melihat donghae sudah masuk kemobilnya.ia lalu menghampiri donghae.
       “donghae hyung..”
Seru min woo.
       “ah.. min woo apa kabar?”
       “hyung terimakasih telah mengantar kakaku kembali ya..”
Ucap min woo senang.
       “hm, apa ini karenamu? Aku yang berterimakasih.”
       “tidak hyung itu karena chun qi noona..”
Kata min woo. Kata-kata itu membuat donghae terdiam, memang hal ini terjadi karena chun qi namun mengingatnya ia  merasa akan ada beban yang datang menghampirinya nanti.
       “tolong jaga kakakmu baik-baik ya..”
Kata donghae mengelak ia mengelus kepala min woo lalu pergi dengan mobilnya itu.
Sedangkan min woo hanya tersenyum saja.
***
Pagi menjelang siang chun qi merasa tubuhnya amat lelah ia tiba dirumah dan merebahkan badannya itu di tempat tidur sesaat iapun memejamkan matanya.
       “hei.. anak malas ayo bangun, sudah mau menikah masih saja seperti itu.”
Kata seorang wanita yang tiba-tiba datang kekamar chun qi.
       “ah.. Jessica ooni, sejak kapan kau tiba?”
Tanya chun qi pada wanita itu yang ternyata adalah Jessica.
       “baru saja. Aku hanya ingin bertemu denganmu dan paman. Kemana paman?”
Tanya Jessica.
       “entah mungkin pergi kekantornya.”
Jawab chun qi tak bersemangat.
       “kau kenapa? Apa tidak enak badan?”
Heran Jessica.
       “hm, aku hanya lelah butuh istirahat.”
       “baiklah sepertinya kedatanganku ini kurang tepat. Aku pergi.. oh iya ini titipan dari ibu makanan kesukaanmu. Dimakan selagi panas ya..”
Kata Jessica. Ia lalu pergi keluar kamar chun qi, sedang chun qi kembali tidur.
Apakah hubungannya Jessica dan chun qi? Mereka adalah saudara sepupu.sejak kecil mereka memang sudah sangat dekat. Jessica mengetahui bahwa chun qi dan donghae akan menikah namun ia merahasiakan dirinya dan chun qi adalah sepupu. Dan donghae tak tahu akan hal ini. Chun qi juga baru tahu akan hubungan Jessica dan donghae juga kejadian Jessica pada shin hae.
Karena ia tahu akan merencanakan sesuatu pada donghae dan shin hae.
***
Sepulang mengantar shin hae, donghae pergi menuju rumah kedua orang tuanya kini saatnya ia memberitahu hal ini. ia akan menolak pernikahannya dengan chun qi dan tidak peduli akan resiko yang akan terjadi.
Dirumah, sang ayah tuan Lee tampak sedang menikmati kopinya diruang santai namun tiba-tiba ketenangannya berubah saat donghae datang.
       “Appa.. kenapa kau lakukan ini?”
Kata donghae tiba-tiba.
       “apa maksudmu?”
Heran tuan Lee.
       “tak usah berpura-pura, aku tahu siapa sebenarnya shin hae dan apa hubunganmu denganya aku tahu Appa. Kenapa kau merahasiakan ini padaku dan Omma!!”
Marah donghae. Kekacauan itu membuat hye jin sang ibu datang dan mendengar hal ini.
       “shin hae anak kandungmu bukan!”
Kata donghae. Tuan lee sejenak terdiam.
       “rupanya kau sudah mengetahuinya.. “
Katanya pelan.
       “aku menolak pernikahan ini.. Appa aku mencintai shin hae dan aku tidak peduli siapa dia.”
Tegas donghae. Kata-kata itu membuat tuan Lee marah ia lalu memukul donghae. Hye jin yang melihat lalu menghalangi donghae.
       “cukup yoebo!! Cukup dengan semua ini! “
“Hye jin kau! untuk apa kau membela anak bajingan ini”
Kemarahan tuan lee sudah memuncak.
       “tak peduli siapa kau! Sekarang jika kau mau memukul anakku, darah dagingku.. hadapi aku, bunuh saja aku!!”
Bela hye jin sambil menangis. Mendengar itu donghae amat terkejut, ternyata selama ini ibunya begitu menyayanginya.
       “kalian…..!!!!!!”
Teriak tuan lee, namun tiba-tiba tuan lee merasakan sakit didadanya. jantungnya berdetak keras, Penyakit jantung yang ia idap akhirnya kambuh. Tak kuat menahan tuan lee lalu terjatuh pingsan.
       “Appa!!”
Teriak donghae.
       “yoeboo.. bertahanlah! Donghae, panggil ambulance..”
Panik hye jin.mereka lalu membawa tuan lee segera kerumah sakit.
***
3 jam berlalu dirumah sakit, donghae dan hye jin tampak khawatir didepan ruang UGD. Menunggu hasil pemeriksaan tuan lee. Mereka berharap tuan lee selamat dan baik-baik saja.
Tak lama seorang dokter pribadi yang memeriksa tuan lee keluar dari ruang UGD.
“dokter bagaimana keadaannya?”
Tanya hye jin yang khawatir dan terus menangis.
       “keadaanya sangat lemah. Penyakit jantung yang ia hadapi begitu berat. Nyonya aku khawatir jika kita menjalankan operasi akan mengakibatkan fatal.”
Jelas dokter.
       “dokter bagaimana bisa? Tolong kau selamatkan ayahku..”
Kata donghae.
       “untuk sementara tuan Lee akan dipindahkan keruang ICU. Ia bisa sadar kembali namun dengan keadaanya mustahil ia bisa normal kembali.aku permisi dulu.”
Pamit dokter menyerah.dokter itu lalu pergi dengan perasaan menyesal.
Setelah tuan Lee dipindahkan ke ruang ICU, hye jin dan donghae masuk untuk menemui tuan lee.
Lama menunggu akhirnya tuan Lee sadar.
       “yoboe..”
Seru hye jin sambil terus memegang tangan suaminya.
       “hye jin.. maafkan aku..kurasa aku tidak akan bisa bertahan.”
Pasrah tuan lee yang bicara pelan.
       “Appa.. jangan bicara seperti itu. Kau harus bertahan.”
Ucap donghae.
       “donghae maafkan Appamu ini.. appa memang tidak bisa memberikan apa yang kau mau.”
       “appa… aku yang minta maaf telah membuatmu seperti ini..”
Kata donghae menyesal.
       “donghae sekarang aku ingin minta satu hal padamu.”
       “katakanlah apa yang kau inginkan..”
       “bawalah shin hae dan min woo kemari aku ingin bertemu dengan mereka.”
Pinta tuan lee. Mendengar itu donghae pun terdiam apa yang akan dilakukan tuan lee pada mereka.
       “donghae pergilah bawa mereka kesini.”
Perintah sang ibu. Donghae lalu pergi menjemput shin hae dan min woo.
***
Cukup sulit untuk membawa shin hae karena shin hae tak ingin bertemu tuan Lee. Namun mendengar keadaan tuan lee sekarang hatinyapun luluh shin hae mengikuti donghae kerumah sakit begitu juga min woo.
***
Tiba dirumah sakit shin hae dan min woo menemui tuan lee yang sedang terbaring dengan mengenakan alat batu oksigen.
       “shin hae.. aku Appamu.. kemarilah..”
Panggil tuan lee. Shin he berjalan perlahan menghampiri tuan lee.
       “Appa…”
Kata shin hae pelan, ia menangis akhirnya ia mengakui bahwa tuan Lee adalah ayahnya. Ia memeluk tuan lee begitu juga tuan lee yang lalu mengeluarkan air matanya.
       “shin hae maafkan Appa telah membuatmu menderita..”
Kata tuan lee.
       “tidak APPA.. akulah yang telah membuatmu begini.. maafkan aku..”
Shin hae terus menangis.min woo hanya berdiam diri saja tidak mengerti.
       “noona apa kau mengenalnya?”
Tanya min woo heran.
       “min woo.. dia adalah ayahmu.”
Jelas donghae yang berdiri disampingnya. Min woo amat terkejut ternyata orang yang dipanggilnya ahjussi dan sering melakukan hal bersama adalah ayahnya sendiri.
       “jadi ayahku masih hidup.. noona benarkah itu?”
Tanya min woo tidak percaya.
       “ya.. min woo dia adalah Appa.”
       “tidak mungkin…”
Min woo lalu menghampiri ayahnya itu.
       “kau ayah kandungku?”
       “iya min woo.. kemarilah..”
Panggil tuan lee. Min woo lalu memeluk tuan lee dan menangis.
       “appa.. kenapa kau tinggalkan kami?”
Tanya min woo.
       “maaf min woo..aku merahasiakan ini.. tapi aku senang bisa bersamamu walau sebentar.. min woo APPA orang yang sangat bodoh bukan?”
       “tidak kau Appaku..”
Sahut min woo sambil terus menangis.
***
Diluar chun qi tampak tercengang begitu melihat dan mendengar bahwa shin hae adalah anak tuan Lee.
       “ini tidak mungkin. Jadi mereka adalah saudara tiri.. ini sulit dipercaya..”
Katanya. Mengetahui hal itu chun qi yang tadinya akan menjenguk tuan lee malah kembali pergi.
***
       “kalian keluarlah.. ada hal yang harus aku bicarakan pada shin hae dan min woo.”
Pinta tuan lee pada hye jin dan donghae. Mereka lalu keluar ruangan dan hanya ada tuan lee, shin hae dan min woo.
       “shin hae dengarkan Appa baik-baik ya.. ini permintaan terakhirku..”
Kata tuan lee.
       “apa itu katakanlah..”
Sahut shin hae.
       “selama ini aku sangat bersalah pada kalian sekarang aku akan menebus segala kesalahanku. Mungkin hidupku tidak lama lagi. Untuk itu aku ingin kau pergi dari sini..shin hae, min woo Appa telah mengurus semuanya kalian harus pergi kejepang dan tinggal disana semua kehidupan rumah dan keperluan kalian sudah APPA siapkan. Kini waktunya Aku membalas kesalahaku. Shin hae.. bisa aku minta sesuatu padamu..”
Pinta tuan lee.
       “apa itu?”
Tanya shin hae.
       “shin hae.. pernikahan donghae dan chun qi harus berjalan. Pergilah dari donghae karena setelah APPA mati ini akan mempermalukan nama istriku.. ibunya donghae. Kumohon padamu..aku tidak ingin hal ini terjadi. Jadi segeralah pergi ketempat yang sudah APPA siapkan untukmu.. aku mencintai kalian semua..mohon maafkan aku..”
Itulah kata terakhir tuan lee. Mendengar itu shin hae terdiam ia merasa sulit untuk melakukan itu. Tuan lee yang merasa tidak bisa bertahan lagi lalu merasakan rohnya perlahan keluar dari tubuhnya. Dalam beberapa detik, ia menghembuskan nafas terakhirnya dalam pelukan shin hae dan min woo.
       “APPPAAAA…. Tidak mungkin jangan tinggalkan kami…”
Teriak min woo yang menangis kencang begitu juga shin hae.
Mendengar tangisan itu hye jin da donghae masuk kedalam dan melihat tuan Lee yang sudah tak bernyawa.
       “tidak mungkin.. yoebo.”
Kata hye jin yang tak kuat menerima kematian suaminya itu. Hye jin pingsan.
       “Omma..”
Khawatir donghae. Hye jin lalu dibawa keruang pemulihan untuk diberi pertolongan.

Semua ini terjadi begitu singkat. Sampai acara pemakaman tuan Lee tiba, seluruh kerabat dan sahabat tuan lee tiba begitu juga chun qi dan ayahnya tuan young hwa. Shin hae hanya terdiam dipemakamannya itu.ia berfikir dapatkah ia menjalankan keinginan terakhir ayahnya itu. Baginya sulit melepaskan donghae namun ia tak ingin membuat ayahnya tidak tenang disana.
Setelah pemakaman selesai semua pergi satu persatu. Hanya donghae dan shin hae disana,Ini saatnya shin hae menjelaskan pada donghae.
       “donghae.. aku ingin bicara satu hal padamu.”
Kata shin hae tepat dimakam sang ayah.
       “apa itu.”
Tanya doghae.
       “donghae.. aku tidak bisa terus bersamamu.. aku harus pergi jauh dan kau, kau harus jalani hidupmu sendiri.”
Jelas shin hae.
       “apa maksudmu?”
Tanya donghae tak percayaakan apa yang shin hae katakan.
       “pernikahanmu dengan chun qi harus berjalan dengan baik.. ini permohonan terakhirku.. kumohon biarkan aku melepaskanmu..”
Kata shin hae sambil menangis. Donghae lalu memeluk shin hae dan tak akan melepasnya. Ia tak ingin hal itu terjadi.
       “tidak.. tidak akan aku membiarkanmu pergi lagi..”
Jawab donghae iapun mengeluarkan air matanya.
       “donghae.. ini permintaan terakhir ayahmu.. ayahku juga.. jadi kumohon Bantu aku.. Bantu aku menyelesaikannya.anggap saja kau membantuku untuk membalas budiku terhadap ayah.. kumohonn Bantu aku.. biarkan aku pergi..”
Mohon shin hae. Sedang donghae hanya diam tak mau melepaskan pelukannya itu.
Saat itu pula hujan turun di pemakaman, membiarkan mereka basah kuyup.
       “aku tidak bisa melakukan itu..”
Kata donghae lirih.
Lagi-lagi dari kejauhan chun qi mengintip mereka dibalik pohon. Keadaan membiarkannya mengetahui semuanya. Apa yang akan ia lakukan? Ia tetap berpikir terus membantu mereka agar tetap bersama namun kini tiada daya ia hanya akan mengikuti kemana alur itu pergi ia terdiam dan bersedih.

1 hari menjelang pernikahan chun qi dan donghae, semua tampak sibuk mempersiapkan pernikahan. Berbeda dengan donghae yang tampak diam seakan ia tak bisa melakukan pernikahan itu dan ia terus memikirkan shin hae yang akan pergi jauh di hari pernikahanya itu. Dan chun qi hanya bisa membantu shin hae dirumahnya mempersiapkan barang-barang untuk dibawa nanti.
       “bagaimana persiapanmu dihari pernikahan nanti?”
Tanya shin hae.
       “tidak ada..   “
Jawab chun qi.
       “kau adalah sahabat terbaikku.. walaupun kau harus menikah dengan donghae.. aku rela. Sekarang kumohon kau Bantu aku agar kau memperlakukannya dengan baik, mengerti?”
Pinta shin hae.
       “chingu.. akan ku jaga baik-baik pesanmu itu..”
       “sekarang apa kau mencintai donghae?”
Tanya shin hae.mendengar pertanyaan itu chun qi menatap shin hae.
       “tidak ada perasaan apapun..”
Jawab chun qi bohong.
       “tidak.. matamu mengatakan hal yang lain.”
Tebak shin hae.
       “memang apa yang kau ketahui..”
       “kau mencintainya.. aku tahu itu..”
Kata shin hae.
       “entahlah, perasaanku saat ini campur aduk, oh iya jam berapa kau pergi besok?”
       “hm… pesawatku berangkat pukul 11 siang. Maaf ya aku tidak bisa hadir pada hari pernikahanmu.”
       “hm.. jaga dirimu baik-baik ya..”
Kata chun qi ia lalu memeluk shin hae erat.
***
Setelah pergi, chun qi menemui sepupunya Jessica dirumah Jessica. Rupanya ada hal yang ingin ia bicarakan pada Jessica. Tiba disana iapun berbicara 4 mata dengan Jessica.
       “ada perlu apa? Bukannya kau bersiap-siap untuk pernikahanmu besok.”
Heran Jessica.
       “ooni ada hal yang ingin kubicarakan padamu.”
Maksud chun qi.
       “apa itu?”
Tanya Jessica.
       “ooni kuingin kau lakukan sesuatu untukku.”
       “apa katakanlah..”
       “bunuh shin hae.”
Pinta chun qi. Kata itu membuat Jessica terkejut, matanya terbelalak.
       “apa kau gila!! Membunuhnya!! Aish… sepertinya kau harus cek up kedokter.”
Kata Jessica terkejut.
       “ooni, lakukan itu untukku. Shin hae akan tetap kembali pada donghae dan aku tidak ingin itu terjadi. Satu-satunya jalan adalah membunuhnya. Dengan  begitu, donghae pasti bisa melupakannya.”
Jelas chun qi.
       “tidak bisa!! Kenapa kau tidak suruh saja orang lain kenapa harus aku!!!”
Tolak Jessica.
       “ooni.. ini adalah permintaan terakhirku. Kutahu kau masih menyimpan dendam kan. Setelah ini dendam kita akan terbalaskan bukan. Menyamarlah agar tidak terlihat, dan tiba pada waktunya bunuh dia dengan ini..”
Chun qi lalu memberikan sebilah pistol kepada Jessica. Perlahan Jessica memegang pistol itu, lalu kemudian ia melemparnya kembali pada chun qi.
       “Tidak.. aku tidak bisa melakukannya!”
Tolak Jessica seketika ia panik Tubuhnya gemetar. Baru kali ini ia melihat chun qi begitu aneh.
Chun qi lalu mengarahkan pistol itu dikepalanya sendiri.
       “chun qi apa yang kau lakukan!!”
Panik Jessica.
       “jika kau tak ingin melakukannya biar aku yang mati.”
Jawab chun qi.
       “sudah hentikan kau ini gila ya!!”
       “pilih mana? Kehilangan aku atau musuhmu..”
       “baiklah aku akan melakukannya jadi jangan kau lakukan itu! Berikan pistol itu padaku oke..”
Tenang Jessica. Chun qi lalu memberikan pistol itu pada Jessica tubuh Jessica gemetar ia amat takut saat itu.
       “sekarang pergilah!!”
Usir Jessica.
       “besok pukul 11 pesawatnya akan berangkat saat itu bunuh dia jangan terlambat mengerti!”
Kata chun qi dengan sinis menatap Jessica membuat Jessica benar-benar takut.

Apa yang dilakukan chun qi? Mengapa ia begitu tega berbuat seperti ini dibalik mereka semua? Rupanya hal ini memang sudah direncanakan olehnya.
***
Esok harinya, acara pernikahan dilaksanakan kedua mempelai tiba dialtar tepat pada pukul 10.30. chun qi tiba dengan pakaian gaun pengantinnya yang cantik begitu juga donghae jas putih yang dikenakan membuat wajahnya terpantul ia sangat tampan. Namun, kesedihan diwajahnya tampak sangat jelas terlihat donghae begitu dia bahkan tak menatap sedikitpun kearah chun qi.
       “hari ini kedua insan telah dipertemukan dan mereka ditakdirkan untuk bersama dialtar ini.. semua menjadi saksi sekarang, disini kalian berdua Lee chun Qi dan Lee Donghae dihadapan tuhan berjanji sehidup semati menjadi pasangan suami istri dan memiliki keturunan yang sah. Lee Donghae apakah anda bersedia menjadi suami chun qi sebagai kepala keluarga sehidup semati bersama istri anda?”
Tanya pastur yang saat itu menjadi penghulu mereka.
Donghae terdiam dan dengan menahan keraguannya ia bicara.
       “ya.. saya bersedia.”
Kata donghae tegas. Mendengar ucapan itu chun qi melihat donghae dengan dalam. Apakah benar yang dikatakan donghae itu.
       “saudari Lee chun qi apa anda bersedia menjadi istri Lee donghae sehidup semati mencintai            dan menyayangi suami anda ?”
Tanya pastur pada chun qi. Sedangkan chun qI tidak menjawab. Donghae yag heran lalu melihat kearah chun qi yang tertunduk diam.
       “Saudari Lee Chun Qi apa anda bersedia menjadi istri Lee donghae sehidup semati mencintai            dan menyayangi suami anda ?”
Tanya pastur itu mengulang. Namun chun qi tetap terdiam. Sesaat iapun melihat donghae dan menatapnya dalam. Apa yang terjadi? Tiba-tiba chun qi mengepalkan tangannya itu dan memukul wajah donghae hingga berdarah. Membuat semua yang berada disana terkejut begitu juga ayah chun qi tuan Young Hwa.
       “chun qi apa yang kau lakukan!!”
Teriak sang ayah yang terkejut akan ulah putrinya itu.
       “sakit bukan?”
Tanya chun qi. Donghae hanya melihat chun qi heran sambil memegang pinggir bibirnya yang berdarah.
       “tapi kurasa itu tidak sebanding dengan sakitnya dihatimu itu. Pergilah.. kau lebih membutuhkannya dibandingkan aku..”
Kata chun qi. Donghae terkejut apa yang dilkuknnya itu benar-benar gila sambil terus melihat chun qi.
       “pergi! Kau hanya punya waktu 30 menit jika kau terlambat maka kau tidak akan mendapat kesempatan ke3!!”
Omel chun qi. Namun donghae masih terdiam ditempat.
       “pergi!!!”
Kata chun qi.
Donghae lalu mengerti akan maksud chun qi. Kali ini ia benar-benar berterimakasih padanya.donghae lalu melihat pintu keluar dan ia berlari meninggalkan altar. Semua tercengang melihat pengantin pria pergi.sedangkan chun qi tersenyum puas.
       “bagaimana ini?”
Tanya pastur heran.
       “tuan pastur.. tugas anda selesai.. jadi anda bisa pergi sekarang.”
Kata chun qi tersenyum. Sedangkan pastur itu hanya terheran.
       “chun qi… kau ini melakukan apa!!!”
Marah young hwa.
       “ayah…aku menentang pernikahan ini..”
Tegas chun qi yang lalu pergi. Young hwa merasa pusing dan shock mendengarnya.
***
       “pesawat KOREA AIRLINES menuju jepang segera berangkat 15 menit lagi dimohon untuk para penumpang segera menaiki pesawat.”
Jelas operator dibandara.
       “min woo.. ayo kita segera masuk pesawat.”
Ajak shin hae hendak mergi meuju batas masuk penumpang.
       “noona tunggu, kenapa tiba-tiba perutku sakit ya.. noona aku ketoilet dulu ya..”
Pamit min woo. Rupanya ia hanya berpura-pura, hal ini telah direncanakan chun qi dan min woo diminta untuk tetap menghaloangi shin hae naik kepesawat. Sambil terus melihat jam tanganya.
       “chun qi noona berhasilkah ia membuat donghae hyung kesini..”
Khawatir min woo.
10 menit berlalu.shin hae masih menunggu min woo yang belum juga tiba.
       “min woo. Kemana anak itu.padahal 5 menit lagi pesawat akan berangkat.”
Khawatir shin hae. Saat ia melihat-lihat dimana min woo berada iapun melihat donghae berdiri tidak jauh didepannya dengan masih memakai jas pernikahan. Shin hae terkejut sekali ia terdiam melihat donghae yang berjalan menuju kearahnya. Tepat 2 meter didepannya donghae berhenti ia berlutut dan membuka lebar kedua tangannya bermaksud agar shin hae kembali padanya. Shin hae haya diam tak bergerak ia meneteskan air matanya. Apa yang dilakukan donghae padanya begitu berani.
       “noona.. donghae hyung datang untuk menjemputmu kembali. Sekarang pergilah bersamanya noona.kuyakin tak ada kesempatan lagi setelah ini..”
Kata min woo tiba-tiba. Mendengar itu shin hae yakin bahwa donghae benar-benar ditakdirkan bersamanya. Ia tersenyum dan berlari menuju donghae,tak peduli apa yang akan terjadi ia memeluk donghae dan mencium bibirnya. Ciuman cinta yang terakhir tidak akan terlepas.. ciuman yang akan selalu ada menghiasi cinta mereka.
       “jangan pergi lagi..”
Pinta donghae.
       “tidak.. aku tidak akan pergi aku janji.. tidak akan pergi lagi.. donghae aku mencintaimu…”
Kata shin hae. Ia kembali menciumnya dan memeluknya erat. Diantara lalu lalang pengunjung mereka terus berpelukan. Chun qi yang melihatya dai jauh amat terharu dan menangis begitu juga min woo.

“sudah jam 11.. apa yang harus aku lakukan..”
Panic Jessica dari jauh dengan pakaian tertutupnya ia telah berhasil membawa senjata kedalam bandara, dan lolos dari petugas keamanan.ia lalu merentangkan pistol itu kearah shin hae dan donghae dengan tangannya yang masih gemetar.
Dari jauh chu qi melihat aksi Jessica itu dan tersenyum, entah apa yang dipikirkannya.
Begitu juga shin hae ia melihat seseorang dengan pakaian tertutup merentangkan pistol itu kearah donghae. Karena posisinya tepat dibelakang donghae, donghae tidak melihat aksi itu ia hanya terus memeluk shin hae.
       “tidak..”
Kata shin hae. Ia lalu memutar badannya dengan donghae sehingga jika pistol itu ditembakkan akan mengenai shin hae bukan donghae. Dan dalam hitungan detik.
       “DARRRRRRRR”
Suara itu memecahkan keramaian. Donghae yang akhirnya melihat seseorang dibalik itu amat terkejut. Apa yang terjadi? Apakah peluru itu mengenai shin hae, shin hae memeluk donghae erat namun heran shin hae merasa dirinya baik-baik saja. Ia melihat donghae, ia juga tidak apa-apa. Dan saat mereka menoleh kebelakang shin hae,seseorang menghalangi mereka berdua ya, chun qi peluru itu mendarat tepat di jantungnya. Jessica akhirnya membunuh sepupunya sendiri,ia pun melarikan diri. Chun qi diam merasakan panasnya peluru itu mendarat dijantungnya tubuhnya terasasangat dingin darah segar keluar dari dadanya yang terus ia pegang. Chun qi terjatuh.
“TIDAK…”
Teriak Shin hae dan donghae.merekapun mengampiri chun qi yang tergeletak tak berdaya namun masih bisa merasakan nafasnya.
       “chun qi bertahanlah..”
Panik donghae. Yang mengangkat kepala chun qi.
       “donghae, shin hae,.. ini saatnya aku pergi…”
Katanya lirih sambil terus menahan rasa sakit.
       “chun qi.. kumohon bertahanlah…”
Seru shin hae menangis.
       “shin hae.. terimakasih kau telah menjadi teman yang baik selama ini..kuminta kau jaga cinta kalian ini demi aku… donghae.. maafkan aku, aku telah mencintaimu selama ini. Aku telah benyak belajar darimu maafkan aku tidak bisa menahan perasaan ini..”
Lirih chun qi ia terbatuk dan mengeluarkan darah segar dari mulutnya.
       “kenapa kau lakukan ini chun qi… bertahanlah..”
Kata donghae sambol terus memeluk chun qi.
       “donghae..shin hae terima kasih.. karena kalian aku bisa mengerti apa itu cinta. Bahkan aku bisa merasakannya disini.. terima kasih..”
Itulah kata terakhir chun qi pada mereka. Hingga chun qi tak dapat bertahan iapun mengembuskan nafas terakhirnya. Gaun putih yang masih ia kenakan ini berubah merah kematian yang begitu singkat hal ini memang telah direncanakan chun qi.ini sama saja dengan membunuh dirinya sendiri pikirnya setelah ia mati maka shin hae dan donghae bisa kembali bersama untuk selamanya. Dengan cara itulah pernikahanya bersama donghae gagal. Shin hae dan donghae terus memluk chun qi dan menangis suasana bandara berubah menjadi duka..
Tepat pada hari itu pukul 11 tepat chun qi meinggal.
***
5 tahun kemudian..

       “Omma,Appa.. ayo bangun hari ini kan aku harus kesekolah..”
Panggil seorang putri cantik, yang lalu naik ke tempat tidur. Shin hae yang sudah membuka mata tak bisa membangunkan badannya karena donghae yang masih tidur dengan memelukya erat.
       “yoebo.. bangunlah ini sudah pagi..”
Kata shin hae membangunkan suaminya itu.
       “sebentar lagi.. aku tidak mau lepaskan pelukan ini.. sebentar lagi ya..”
Kata donghae

Memang cinta itu tidak bisa dipisahkan karena kekuatan cinta bisa mengalahkan semuanya ^_^

gamsahamnida buat reader yang udah setia membaca FFku dari part awal sampe ending ya kurang lebih aku minta maaf kalau dicerita itu ada yang menyinggung atau apalah... dan kesalahan dalam penulisan juga..
but mengertilah hehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar