Selasa, 19 Juni 2012

THE ASSISTANT PART 7



Shin hae masih terdiam membuat semua orang heran terutama donghae. Dan bagaimana dengan tuan Lee. Rupanya ia sama sekali tidak mengenalinya, bagi tuan Lee, shin hae hanyalah wanita biasa yang tidak pantas memiliki donghae putranya itu. Sedikit ia merasakan hal yang aneh saat melihat shin hae, seperti ada ikatan batin, hanya saja tuan lee tidak peduli. Dan shin hae amat tidak percaya akan seseorang yang berada dihadapannya itu. Ia gemetar, batinnya tidak kuat menahan bebannya dimasa lalu.
       “shin hae kau kenapa?”
Tanya donghae heran.
       “Appa…”
Kata shin hae pelan. Tanpa basa basi ia lalu pergi meninggalkan donghae dan kedua orang tuanya. Membuat semua jadi heran.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      
***                                       
Shin hae berlari begitu cepat, sambil terus menahan air matanya itu. Sedangkan dibelakang donghae tampak mengejarnya.
       “shin hae!!”
Panggilnya, namun shin hae tak menghiraukan panggilan itu. Saat donghae berhasil mengejar shin hae, iapun meraih tangannya.
       “hei.. ada apa denganmu?”
Tanya donghae. Shin hae berhenti dihadapan donghae. Ia berusaha menahan air matanya itu.
       “donghae.. maaf ya, tiba-tiba ada hal yang harus kuselesaikan mungkin lain kali aku bisa bertemu mereka. Permisi..”
Jelas shin hae bohong. Ia lalu pergi begitu saja membuat donghae semakin bertanya-tanya. Namun saat itu donghae tidak menghalangi shin hae pergi.ia hanya terus melihat shin hae hingga ia menghilang dari penglihatan donghae.
***
Karena kejadian ini, ayah donghae tuan lee amat kecewa dan memutuskan agar donghae menjauh dari shin hae. Tuan lee merasa shin hae bukanlah wanita yang pantas menjadi pasangan donghae. Dan ia akan merencanakan untuk menjodohkan donghae dengan salah satu sahabat tuan lee yang juga orang terhormat dan berada.
Sedangkan shin hae, tiba dirumah ia hanya diam dikamarnya ia menangis sejadi-jadinya. Ia benar-benar mengingat masa lalunya yang kelam. Perlahan ia membuka kotak kecil berisikan fotonya bersama ayahnya tuan Lee dan almarhum sang ibu yang sedang menggendong min woo yang masih bayi. Saat itu adalah saat yang paling bahagia karena min woo telah hadir dikeluarga itu tampak keceriaan difoto itu. Shin hae terus mengelus foto almarhum ibunya. Hanya foto itulah satu-satunya yang ia punya. Ia sengaja tidak memperlihatkan wajah ayah kepada min woo dengan menyembunyikan foto itu. Hanya foto ibu mereka yang dipajang tepat diruang tamu dan saat min woo tengah memandang foto itu, terlihat dengan nyata bahwa min woo ingin ibunya kembali.
Lalu terdengar suara min woo dari luar pintu kamar.
       “noona.. apa kau baik-baik saja?ayo kita makan siang bersama..”
Ajak min woo yang baru saja pulang dari sekolahnya.
       “ya.. min woo aku segera keluar kau tuggu saja dimeja makan..”
Teriak shin hae sambil mengusap air mata diwajahnya itu.
       “baiklah..”
Sahut min woo. Ia pun mempersiapkan peralatan makan sambil menunggu shin hae, dan saat shin hae menuju meja makan, merekapun akhirnya makan siang bersama.
***
Esok paginya, shin hae tampak sudah bagun dan merapikan rumah ia tak berkegiatan apapun bersama donghae, bahkan no handphonenya dialihkan dari donghae demi menjauhinya.saat shin hae sibuk mengepel lantai, tiba-tiba handphonenya berbunyi, tertanda panggilan dari no. yang tak dikenal. Shin hae buru-buru mengangkat panggilan itu.
       “hallo..”
Sapanya.
       “apa ini shin hae?”
Tanya seseorang laki-laki dibalik telepon itu.
       “iya aku sendiri, siapa ini?”
Tanya shin hae heran.
       “aku adalah ayah donghae,”
Jawab laki-laki yang ternyata adalah tuan lee ayah kandungnya sendiri.mendengar itu shin hae terkejut.
       “shin hae, apa kita bisa bertemu? Aku ingin bicara beberapa hal padamu.siang ini di restaurant Ming.”
Tegas tuan lee. Namu shin hae tak menjawab apa-apa ia hanya terdiam mendengar suara ayahnya sendiri.
       “hallo..”
Sapa tuan lee yang heran shin hae tidak menjawabnya.
       “ah.. baiklah, tuan Lee aku akan datang.”
Jawab shin hae terbata-bata.iapun menutup telpon itu.
***
Siang ini direstaurant Ming. Tuan Lee telah menunggu shin hae yang akhirnya daatang dan duduk dihadapanya. Shin hae tampak tidak bisa menatap wajah tuan Lee ia merasa hal ini adalah mimpi. Namun tuan Lee masih tidak mengenali shin hae.
       “apa yang akan anda bicarakan?”
Tanya shin hae.
       “baiklah, langsung saja..”
Kata tuan lee ia lalu memberikan shin hae uang dengan jumlah besar.
       “ambillah ini.”
Katanya.
       “apa maksudnya ini?”
Tanya shin hae heran.
       “ini adalah uang jaminan agar kau bisa pergi jauh dari anakku. Aku ingin minta kau jauhi donghae. Jangan hubungi dia lagi.”
Jelas tuan lee. Penjelasan itu membuat hati shin hae semakin teriris.
       “Mengapa anda melakukan itu?”
Shin hae muali bisa berdiri dan menatap tuan Lee penuh kebencian.
       “karena.. kau tidak pantas untuknya, setidaknya ini demi kebaikannya. Kumohon jauhi donghae karena ia telah memiliki tunangannya sendiri mengerti, jadi ambilah uang ini kuyakin kau lebih membutuhkan ini ketimbang anakku kan..”
Tegas tuan Lee sambil menyerahkan uang itu.
       “apa anda pikir dengan uang semua bisa terselesaikan? Aku.. memang mencintai donghae sekarang aku benar-benar gila karenanya. Tapi itu bukan masalah uang. Lebih baik anda simpan saja uang itu. Lagipula aku dengan donghae tidak akan bisa bersama sampai kapanpun. Appa..”
Katanya sambil menahan air matanya. Kata “Appa” membuat tuan Lee terhenti.
       “kau bilang Appa?”
Heran tuan Lee.
       “iya appa.. anda benar-benar tidak mengenaliku? Dulu kau membuangku sekarang kau sendiri datang dan menghinaku? Menghina anakmu sendiri?”
Kata shin hae yang lalu menunjukkan foto keluarganya itu pada tuan Lee, dan Kata-kata itu membuat tuan Lee terkejut.
       “kau.. Lee Shin Hae?”
Tuan Lee tercengang.
       “setidaknya aku dan min woo bisa hidup bahagia tanpa anda.. permisi..”
Pamit shin hae yang lalu meningglakan tuan lee yang masih tidak percaya dengan semua ini.
       “shin hae anakku…”
Katanya pelan.

***
Sesampainya shin hae dirumah, ia langsung masuk kekamarnya tanpa menyapa min woo yamg tengah menonton tv. Bahkan min woo yang memanggilnya tak dihiraukan oleh shin hae.sampai akhirnya min woo menghampiri shin hae dikamarnya.
       “noona ada apa denganmu? Kau tampak murung belakangan ini..”
Sapa min woo.
Shin hae yang mendengar buru-buru menyelipkan foto keluarga itu,yang terus ia pandang.sambil menghapus air matanya itu, ia menutupi kesedihannya.
       “min woo.. tidak aku tidak apa-apa kok.. kemarilah..”
Ajak shin hae agar min woo mendekat padanya. Tanpa basa basi min woo pun mendekat dan shin hae memeluknya dengan erat.
       “tenanglah min woo.. semua akan baik-baik saja. Aku akan terus menjagamu min woo, aku berjanji..”
Kata shin hae sambil menghapus air matanya itu.
       “noona..”
Kata min woo heran. Walaupun begitu min woo tahu bahwa kakaknya itu membutuhkan pelukan darinya.
       “min woo, kita harus pindah dari sini..”
tegas shin hae.
       “apa? Pidah, tapi mengapa?”
Heran min woo.
       “pokoknya kita harus pindah, nanti akan kujelaskan sekarang berkemaslah, besok pagi kita bergegas mengerti.”
       “baiklah..”
Turut min woo. Tanpa bertanya-tanya lagi iapun langsung mengemaskan barang-barangnya.
***
3 hari berlalu, tidak ada tanda-tanda kehadiran shin hae dihadapan donghae. Bahkan kabar sedikitpun juga tidak terdengar. Hal ini membuat donghae khawatir, ia mulai membolos dari jadwal entertainya itu. Bahkan donghae sempat beberapa kali datang ke rumah shin hae namun, shin hae sudah tidak tinggal disana.seperti pada malam ini karena rindunya ia pada shin hae, ia lalu pergi berjalan-jalan dikota seoul malam ini adalah musim dingin, dimana semua jalan ditutupi oleh salju dan banyak orang hanya memutuskan untuk berada didalam rumah saja. Namun donghae berbeda..ia sempat mampir kesebuah kedai tempat mereka sering minum soju. Donghae meminum soju walaupun ia tak suka sampai ia sedikit mabuk saat ini. Setelah itu ia kembali melanjutkan perjalanannya,dengan pikirannya yang terus tertuju pada shin hae. Ia tak tahu harus mencari shin hae dimana lagi. Dihatinya, ia hanya butuh keajaiban agar ia kembali dipertemukan oleh shin hae. dan saat donghae berjalan dipertigaan jalan, tiba-tiba saja ia dihalau oleh 3 orang laki-laki tak dikenal.
       “hei.. siapa kau, malam-malam begini berkeliaran diwilayah kami hah?!!”
Bentak salah seorang laki-laki itu.
       “apa masalah kalian? Memangnya aku tidak boleh lewat sini? Aku hanya berjalan-jalan saja..”
Jelas donghae. Ia tahu kalau ke3 laki-laki itu adalah berandal yang sering berkeliaran disana namun ia berusaha melawan karena pikirannya pun juga sedang kacau.
       “beraninya kau!!!!!!!!!!”
Marah laki-laki itu. Tanpa pikir panjang, mereka ber3 menghajar donghae yang setengah mabuk itu. Donghae berusaha melawan tapi ia yang hanya sendirian tampak tidak mampu melawan 3 orang sekaligus. Hingga donghae terjatuh dan hidungnya mengeluarkan darah.
       “bocah tengik!! Sudah lemah masih berani melawan kami hahaha!!!”
Ejek laki-laki itu sambil meludah kearah donghae. Donghaepun tampak marah ia lalu melayangkan pukulannya itu ke salah satu laki-laki berandal tersebut hingga tepat sasaran. Mereka mulai bringas, mereka kembali menghajar donghae hingga tidak bisa berbuat apa-apa dan pada akhir aksi mereka, kedua dari berandal itu memegangi tangan donghae dan salah seorang memegang pisau berniat ingin menusuk donghae.
       “rasakan ini!!!!!!!”
Kata salah seorang berandal itu. Saat pisau itu hampir melayang diperut donghae, seseorang menyelamatkannya, menendang pisau dari tangan berandal itu.
Siapakah orang itu? Ternyata ia adalah seorang wanita dengan dress biru, yang menggunakan sweater tebal dan rambut yang terurai pajang sepinggang, siapakah wanita itu? Dia adalah Lee Chun Qi.
       “berani sekali kalian menghajar orang yang lemah.. dasar pengecut!”
Ejek chun qi.
       “hei.. ada wanita cantik disini rupanya..”
Kata berandal itu.
       “wanita gila ini apa mau jadi pahlawan kesiangan??”
Seru salah satu temannya itu.
Chun qi lalu melihat donghae yang terdiam tak bisa apa-apa. Ia lalu mendekati donghae dan menjaganya.
       “ya..kalau mau menghajar dia, lawan dulu aku..”
Tantang chun qi dengan tatapan mata yang geram dan main-main.
       “hei wanita,apa kau gila!”
Kata donghae heran dan terkejut. Seorang berandal lalu mencekik chun qi yang berada didepan donghae.
       “apa kau mau berduel denganku? Kalau begitu kita berduel dikamar saja bagaimana?”
Ledek berandal itu dengan nafsu.
       “hm… bagaimana kalau berduel disini saja?!!!”
Kata chun qi. Iapun mulai beraksi, ia menggigit tangan berandal itu hingga berdarah dan ia teriak kesakitan.
       “aaa… hei dasar wanita gilaa!!”
Teriak berandal itu. Mereka mulai menghajar chun qi. Namun diluar duaan mereka, ternyata chun qi belik menghajar mereka dengan aksi beladirinya itu.dan satu persatu dari mereka kalah.
       “hm… ternyata kalian ini lemah juga ya.. ayo maju!!”
Tantang chun qi pada ke3 berandal yang sudah jatuh kesakitan itu.
       “kita tak bisa begini.. baiklah kalau begitu..”
Kata berandal itu. Ia menepukkan tangannya lalu keluarlah berandal yang lain yang jumlahnya puluhan orang dengan badan yang besar dan berwajah seram, menatap kearah chun qi dan donghae. Mereka terkejut.
       “oppsss…”
Kata chun qi terkejut.
       “jangan bilang kalau kau tidak bisa melawan mereka.
bisik donghae.
       “apa? Siapa bilang?? Aku.. tentu saja..”
Bela chun qi.
       “apa?”
Tanya donghae
       “tentu saja aku tidak bisa menghajar mereka semua! Aku ini kan wanita..”
       “apa.. lalu bagaimana dengan nasibku??”
Khawatir donghae.
       “tenanglah.. kau turuti saja apa yang aku katakan oke?”
       “apa maksudmu?”
       “saat ku hitung sampai 3, lari saja mengerti!!”
Ide chun qi sedangkan berandal-berandal itu mulai mendekati mereka.
       “apa kau gila??”
Protes donghae.
       “satu…dua…tiga…LARIIII!!!!!!!!!
Teriak chun qi. Ia dan donghae mulai berlari dan para berandal yang terkejut mulai mengejar chun qi dan donghae. Namun yang paling kencang larinya adalah donghae ia memegang tangan chun qi menuntunnya berlari. Sedangkan chun qi malah tertawa sendiri seperti orang gila.
Tak lama mereka berlari, sedang para berandal itu terus mengejar mereka sampai tiba chun qi dan donghae disebuah jalan buntu.
       “stop!! Aku sudah tak bisa berlari lagi huh…”
Chun qi tampak kelelahan dan menyerah.
       “aish.. kau ini!”
Donghae mulai takut karena melihat para berandal yang mulai terihat dibelakang mereka. Namun donghae melihat sebuah tempat persembunyian ia lalu membawa chun qi kesebuah tong besar dan mengumpat dibelakang tong itu. Donghae merangkul chun qi agar mereka tidak terlihat.
       “kemana bocah tengik itu..”
Seru berandal itu.
       “mungkin kearah sana..”
Tebak salah satu temannya mereka semua lalu pergi kearah yang berlawanan.
Saat donghae memeriksa keadaan, chun qi malah terus melihat wajah donghae sambil tersenyum.
       “(tampan juga ya..)”
Katanya dalam hati.
       “huft.. sepertinya mereka sudah pergi kita sudah aman.”
Tenang donghae yang lalu melihat kearah chun qi namun anehnya chun qi masih termanggu melihat donghae hal ini membuat donghae heran, dan tersadar bahwa ia masih merangkul chun qi, ia lalu melepaskan tangannya.
       “ada apa melihatku terus?”
Tanya donghae heran. Mendengarnya chun qi tersadar.
       “apa? Oh.. ternyata sudah aman ya hehe syukurlah..”
Katanya polos. Chun qi terbangun begitu juga donghae.
       “mereka itu benar-benar berandal ya…kau tidak apa-apa kan?"
Tanya Chun qi. Donghae malah melihat chun qi aneh dari atas kepala hingga bawah kakinya semua tampak normal namun, sikap chun qi yang tidak normal.
       “kenapa melihatku begitu? Sudahlah.. aku permisi dulu ya.. sampai jumpa…”
Pamit chun qi yang pergi begitu saja.
       “wanita itu.. hantu atau bukan ya? Hei terimakasih ya..”
Teriak donghae.
       “ya.. sama-sama!”
Jawab chun qi tanpa menengok kebelakang.
       “siapa namamu?”
Donghae kembali bertanya namun tak ada jawaban karena chun qi yang sudah pergi jauh.
***
Esok harinya, sore ini ayah dan ibu donghae tengah bersiap-siap sepertinya malam ini mereka akan pergi kesuatu tempat.donghae yang saat ini tengah bersantai hanya heran melihat mereka sibuk sendiri.
       “donghae, apa omma tampak cantik dengan pakaian ini?”
Tanya sang ibu sambil menunjukkan baju yang ia pakai.
       “hm.. tentu kau cantik sekali.”
Jawab donghae.
Lalu donghaepun bergegas ingin pergi ke kantor manajmentnya. Namun, saat ia hendak pergi sang ayah menghalanginya.
       “mau kemana kau?”
Tanya sang ayah yang terlihat diruang tamu.
       “aku.. mau pergi ke kantor memangnya kenapa?”
Tanya donghae.
       “kau tidak boleh pergi kemana-kemana.. malam ini kita akan pergi kesuatu pertemuan jadi tetap ditempat persiapkan dirimu mengerti!”
Tegas tuan lee.
       “pergi kemana?”
Tanya donghae heran.
       “keacara pertemuan calon tunanganmu!”
       “apa? Tunangan? Appa.. sebenarnya apa maumu? Mengapa kau tiba-tiba mengaturku seenaknya!!”
Marah donghae.mendengar itu ia amat terkejut namun ia tak bisa melawannya.
       “aku berhak mengaturmu! Dan kewajibanmu adalah mengikuti apa yang kuperintah!”
Sang ayah mulai geram.
       “tapi Appa.. itu tidak bisa dilakukan.”
       “mengapa? Apa kau masih mengharapkan wanita miskin dan tidak sopan seperti kemarin itu hah!! Kubilang kalian tidak pantas bersama jadi.. lakukan apa yang kusuruh mengerti!!”
Bentak sang ayah. Mendengar itu donghae diam.
       “apa kau yang membuatnya pergi?”
Tanya donghae pelan.
       “apa?”
       “apa kau yang membuat shin hae pergi dariku jawab!!”
       “iya.. aku usir dia, sekarang dia sudah pergi jauh kau tahu.. dia mengaku padaku bahwa dia tak menyukaimu lagi jadi lupakan dia! Sekarang jangan banyak Tanya sana pergi bersiap-siap!!!”
Perintah ayahnya.
Sang ibu yang melihat hanya bisa terdiam dihatinya ia amat kasihan pada donghae.
***
Donghae lalu pergi kekamarnya dan terdiam duduk dikursi. Ia mencoba menghubungi shin hae beberapa kali namun tak ada jawaban. Ia amat kecewa dan iapun bingung mau dibawa kemana hatinya itu.
       “shin hae.. dimana kau?”
Katanya lirih.hingga hari sudah mulai malam, donghae belum juga keluar dari kamarnya.
Lalu jin hae ibunya datang menghampiri dengan membawa pakaian untuk donghae, pakaian yang khusus diberikan oleh ayahnya.
       “donghae, maafkan omma yang tidak memberitahu sebelumnya..”
Kata jin hae pelan,ia merasa amat bersalah.
       “sudahlah omma ini bukan salahmu.mungkin apa yang Appa bilang itu benar.”
Donghae tampak menyerah.
       “donghae apa kau benar-benar mencintainya?”
       “ya.. omma, tapi sepertinya dia tidak begitu padaku.”
       “sesuatu itu pasti akan kembali Omma yakin itu nak, sekarang pakailah baju ini kami menunggu dibawah.”
Perintah ibu dengan memeberikan baju itu pada donghae.
       “tapi Omma, aku tidak bisa melakukan ini..”
Tolak donghae.
       “Omma yakin ini berat bagimu, tapi cobalah lakukan ini kau bisa menolaknya jika kau tidak mau nanti. Yang penting ikutilah saja kemauan Appamu dulu.”
       (“apa yang harus aku lakukan..”)
Kata donghae dalam hati. Ia juga merasa tidak enak dengan ibunya itu. Jika donghae tetap melawan yang terkena imbas kemarahan ayahnya pasti ibunya. Ia hanya tak mau ibunya terluka. Iapun memakai pakaian itu dan bersiap-siap.

***
Lain dari itu, beberapa pelayan rumah merasa kerepotan mengurus majikan wanitanya itu. Ya.. chun qi tampak sedang dirias dikamarnya namun dengan cara yang tak lazim. Tubuhnya diikat dikursi beberapa pengawal mengelilinginya dan pelayannya merias chun qi agar tampak cantik diacara pertemuan. Walaupun ia adalah majikan, namun ia tampak seperti teroris dirumahnya sendiri.itu semua karena perintah sang ayah yang tidak mau chun qi kabur sembarangan.

       “bisa kalian lepaskan aku hah??”
teriak chun qi yang mulai merasa sakit karena lilitan tali yang begitu kencang.
       “maaf nyonya, kami tidak bisa.”
Jawab salah seorang pengawalnya.
       “kalau acara itu selesai, aku akan membunuh kalian semuaaa!!”
Ancam chun qi. Satu jam berlalu, chun qi telah siap. ia dirias dengan cantik dan sebuah gaun yang dikenakan begitu cantik, ikatan tali yang melilit tubuhnya itu mulai dilepas.sedang chun qi hanya melototi para pengawalnya satu per satu.
       “putriku ini cantik sekali…”
Kagum Lee Young Hwa sang ayah.
       “tentu saja… Appa hari ini kau juga tampan sekali..”
Kata chun qi pura-pura manis.
       “ayo kita pergi sekarang anakku..”
Ajak young hwa.
Chun qi yang pura-pura tersenyum itu menggandeng tangan ayahnya dan pergi dengan mobil mewahnya itu menuju tempat pertemuan.

Lee Young Hwa adalah ayah chun qi ia ayah yang amat baik namun juga kesulitan merawat putri semata wayangnya. Ia menjadi duda karena istrinya meninggal saat chun qi masih kecil. Ia seorang menteri juga seorang pengusaha. Ia berteman baik dengan tuan Lee untuk itu hari ini ia ingin bertemu dengan keluarga tuan Lee termasuk mempertemukan anak mereka untuk dijodohkan. Namun sulit baginya membawa chun qi. Karena chun qi amat menolak perjodohan itu alhasil ia mengerahkan seluruh pengawal untuk menjaga chun qi dengan ketat agar ia tidak kabur seperti yang sebelumnya dilakukan putrinya itu.

Perjalanan semakin dekat menuju restaurant bintang 5 pertemuan 2 keluarga itu dilakukan di tempat yang mewah. Sebuah tempat VVIP pun telah dipesan demi pertemuan itu.tepat pukul 8 malam, keluarga tuan Lee telah datang dan menunggu diruangan itu.saat itu tuan Lee young Hwa sepertinya agak telat jadi membuat semua harus menunggu.
       “berapa lama lagi kita harus menunggu,apa tidak seharusnya pulang saja?”
Celoteh donghae bosan.
       “Donghae, tunggulah sebentar lagi.. mungkin agak telat.”
Pikir ibu.
       “aku ingin kau menjaga sikapmu itu!”
Tegas tuan Lee sedangkan donghae hanya diam saja.
5 menit berlalu, akhirnya tuan Lee young hwa datang bersama dengan Lee Chun qi putrinya.
       “maaf kami terlambat tuan Lee..”
Kata young hwa menyesal. Chun qi lalu muncul dari belakang ayahnya. Donghae yang saat itu sedang minum tiba-tiba tersedak ia terkejut ternyata wanita yang akan dijodohkan itu adalah wanita yang sempat menolongnya waktu itu.
       “kau!!!”
Kata donghae terkejut.chun qi pun melihat donghae, ia juga terkejut saat tahu bahwa laki-laki yang dimaksud itu adalah laki-laki yang ia tolong dijalan.
       “kau.. si lemah itu.”
Kata chun qi terkejut.
Tak ada yang mengira sebelumnya, bahwa mereka pernah bertemu disaat yang tidak terduga..
Apakah mereka benar-benar akan menikah..
Lalu bagaimana dengan shin hae? Apa ia akan kembali bertemu donghae, Atau apakah ia akan tetap menghilang dari hadapannya?

Ikuti terus ceritanya ya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar