ia melihat shin hae berada dihadapannya. Begitu juga shin hae yang
juga terkejut bahwa ternyata pria lemah yang disebut dan akan menjadi
tunangan chun qi itu adalah Lee Donghae. Shin hae dan Donghae kembali
bertemu, mereka hanya saling melihat. Chun qi yang tak tahu apa-apa
hanya diam aneh.
“namaku shin hae..”
Kata shin hae
mencoba untuk tetap tenang. Sedangkan donghae, ia hanya melihat shin
hae banyak harapan yang ia pikirkan saat bertemu dengan shin hae. Tak
lama mereka bertatap wajah, tiba-tiba datang sekumpulan wartawan yang
ingin mewawancarai donghae, membuat shin hae terdorong-dorong oleh
media sampai akhirnya ia memutuskan untuk pergi menjauh. Donghae yang
melihat shin hae pun mengejarnya.
“ku serahkan padamu ya..”
Kata donghae pada chun qi yang kualahan mengurus wartawan itu.
“hei mau pergi kemana kau!!”
Teriak chun qi yang kerepotan.
Dikejauhan
shin hae tampak tak peduli pada donghae yang terus memanggil namanya
itu. Hingga mereka jauh dari keramaian, donghae memegang tangan shin
hae untuk menghentikannya. Shin hae pun terhenti dan diam.
“kemana kau pergi selama ini?”
Tanya
donghae dengan tatapan mata yang penuh harapan itu. Shin hae masih
membelakanginya dan tidak mau menatap donghae sesaat ia meneteskan air
matanya.
“lihat aku!! Jawab pertanyaanku mengapa kau begini hah?”
Donghae
kembali bertanya dengan paksa ia membalikkan badan shin hae agar
melihat kearahnya dan shin hae tampak menghembuskan nafasnya berusaha
melepaskan semuanya.
“donghae..cukup.”
Kata shin hae pelan, iapun melepaskan tangan donghae.
“apa maksudmu?”
“sudah cukup dengan permainan ini.. aku lelah tolong jangan paksa aku lagi..”
Kata shin hae menyesal.
“donghae.. kau tahu semua ini membuatku lelah..semua kepura-puraan
ini membuatku lelah, kau tahu aku ini hanya orang biasa aku punya
kehidupanku sendiri.. sekarang aku putuskan bahwa aku mengundurkan diri
dari kepura-puraan ini dan sebaiknya kita temui jalan kita
masing-masing... tolong jangan ganggu atau temui aku lagi.. kumohon.”
Sambil
menahan air matanya yang akan keluar, ia lalu pergi meninggalakan
donghae. Namun donghae tidak mengejarnya ia hanya diam dan berfikir
akan kata-kata shin hae.
(“shin hae.. mungkin benar
aku yang egois terlalu memaksamu.. aku tidak akan menemuimu lagi..
bahagialah dengan jalanmu sendiri.. shin hae.”)
Kata
donghae dalam hati. Betapa banyak penyesalan yang ia rasakan. Disaat ia
ingin kembali bertemu pada shin hae, ia malah mendapat penolakan dari
shin hae. Namun untuk melupakan semua itu sangatlah sulit bagi
donghae.
***
Seminggu berlalu,shin hae kembali tak terlihat
didepan donghae bahkan chun qi yang telah menjadi sahabatnya juga ia
lupakan begitu saja dan tidak ada kabar apapun tentangnya. pertunangan
antara chun qi dan donghae juga telah dilaksanakan dengan baik.
Walaupun chun qi hanya menganggap ini pura-pura namun sepertinya
donghae melakukanya hanya karena ia betul-betul kecewa pada shin hae.
Ia hanya pasrah terhadap hidupnya yang tak berarti itu. Sikapnya pun
berubah ia menjadi lebih diam. Sampai hari pernikahan akan ditetapkan
bulan depan pun ia tak bicara apa-apa.
Kini ia berubah jadi
seorang yang pemabuk, seperti yang ia lakukan tepat di sebuah kafe
malam ini. Ia terus minum tanpa peduli siapa dia dan dimana ia berada.
Hingga ia tak mampu lagi untuk minum, ia tak sadarkan diri dikafe
itu. Sampai seorang pelayan menelpon chun qi untuk membawa donghae
pergi karena kafe akan ditutup. Tak lama kemudian chun qi datang
dikafe tersebut dan membawa donghae pulang.
“terimakasih ya sudah menjaganya…”
Kata chun qi pada seorang pelayan. Ia lalu mengangkat donghae dan membawanya pulang dengan mobil milik chun qi.
“kenapa kau jadi seperti itu! Dasar bodoh!! Sebenarnya apa masalahmu hah!!!”
Bentak
chun qi sambil terus menyetir mobilnya. Sampai tibalah mereka dirumah
donghae. Rumah yang terasa sangat sepi karena orang tua donghae
pulang kerumahnya yang masih didaerah seoul. Pembantupun tak ada. Yang
ada hanyalah bada anjing kesayangannya yang tak pernah jauh darinya.
Chun
qi membawa donghae masuk dan membaringkannya dikamar donghae. Sambil
tersadar donghae masih terlihat mabuk berat, ia malah bernyanyi
sendiri.
“kenapa aku dibawa kesini? Ini rumah siapa?”
Kata donghae mabuk.
“donghae istirahatlah dulu ya..”
Sahut
chun qi sambil membantu donghae berbaring ditempat tidur. Namun
tiba-tiba donghae malah memgang tangan chun qi dan menarik chun qi
hingga chun qi tersentak terbaring ditempat tidur. Donghae lalu
terbangun dan berada diatas chun qi, ia terus memegang kedua tangan chun
qi dengan erat sehingga chun qi tak bisa melepaskan tangannya itu.
“donghae apa yang kau lakukan???”
Kata chun qi heran.
“aku mencintaimu…”
Kata
donghae pelan. Mendengar itu membuat mata chun qi terbelalak apa itu
benar? Donghae lalu mendekati wajah chun qi bermaksud akan mencium
chun qi, Sedang chun qi hanya terdiam.
“aku mencintaimu.. Lee Shin Hae..”
Katan
donghae karena ia mabuk iapun tak sadar akan apa yang ia lakukan
malam itu.saat wajah donghae mendekati wajah chun qi hampir meciumnya,
tiba-tiba donghae tak sadarkan diri ia tertidur dan tak jadi mencium
chun qi. Sedang chun qi lalu bernafas lega donghae yang tertidur tepat
diatasnya membuatnya tidak nyaman.
“ternyata pria lemah ini benar-benar mabuk ya..”
Kata chun qi. Ia kembali membaringkan donghae lalu pergi keluar kamar namun ia sempat berfikir pada kata-kata donghae.
“lee shin hae? Apa hubungannya mereka? Kurasa ada yang tidak beres..”
Pikirnya.
***
Hari
mulai pagi, donghae tersadar dari bangunnya ia merasa kepalanya yang
sangat pusing sampai ia tak tahu apa yang terjadi padanya semalam.ia
berjalan keluar kamar dan mendengar suara seseorang diruang olah
raganya. Iapun terus menyusuri asal suara tersebut.
Saat
ini chun qi merasa aneh pada hatinya entah apa yang terjadi ia terus
memikirkan donghae yang terus berkata bahwa ia mencintai shin hae.
Banyak pertanyaan dibenaknya ia bilang bahwa dirinya tidak suka pada
donghae dan hanya berpura-pura menjadi tunangannya namun dihatinya yang
paling dalam, ia amat menyukai donghae. Terus bersama donghae
membuatnya bahagia namun apa dayanya, karena ia merasakan cinta
pertamanya itu. Pagi ini ia berada diruang olah raga donghae berlatih
dengan samurainya dengan pakaian pengaman. Tak seperti biasanya ia
merasa ingin membuang semuanya lewat olah raga yang ia tekuni itu. Ia
terus berlatih memainkan samurainya. Dan saat ia berbalik, tiba-tiba
dengan tidak sengaja samurainya itu mengenai lengan seseorang yang
sedari tadi berdiri dibelakangnya. Ya, dia adalah donghae.
“aaaa”
Teriak
donghae kesakitan. Suara itu membuat chun qi terkejut dan
menghentikan samurainya. Darah segar terus mengucur dari lengan
donghae.
“bagaimana ini… donghae maaf sekali ya…”
Panik chun qi.
“sudahlah aku baik-baik saja..”
Kata donghae,
chun qi lalu membantunya berjalan menuju ruang santai dan mengobati luka yang tidak serius itu.
“sedang apa kau dibelakangku! Berbahaya sekali! Bodoh..”
Omel chun qi.
“yang sedang apa itu kau! sedang apa kau dirumahku! “
Tanya donghae.
“semalam kau mabuk berat! Aku yang mengantarmu pulang. Berhubung sudah malam jadi aku menginap disini.”
Jelas chun qi sambil terus mengobati luka donghae. Tak lama donghae melepaskan tangannya dari chun qi.
“aku bisa sendiri.sekarang pulanglah!”
Perintah donghae yang lalu mengobati lukanya sendiri.
“aish… aku tahu aku akan pulang!”
Kata chun qi sedikit kesal iapun begegas pergi namun ia kembali teringat pada satu hal.
“shin hae itu apa hubungannya denganmu?”
Tanya chun qi yang membuat donghae tiba-tiba diam.
“bukan siapa-siapa.”
Jawab donghae.
“kutahu mengapa kau jadi begini itu pasti karena shin hae kan! Apa kau sudah ada hubungan dengannya?”
“bukan urusanmu pergilah!”
Donghae tampak tidak peduli dan diam. Chun qi pun akhirnya pergi karena tampak percuma jika bicara dengan donghae saat ini.
***
Saat
ini pula tuan Lee sangat penasaran pada keadaan shin hae dan min woo
anak kandungnya. Berhari-hari yang lalu ia telah mencari tahu
keberadaan mereka dan akhirnya ia menemukan dimana min woo bersekolah.
Walaupun ia juga pernah datang kerumah shin hae dan min woo yang lama
dan tidak menemukan mereka, namun tuan Lee tidak Jera untuk tetap
bertemu dengan anaknya terutama min woo dengan caranya sendiri. Siang
ini tanpa sepengetahuan siapapun, tuan Lee datang kesekolah min woo
bermaksud untuk menemuinya. Tepat didepan gerbang, ia bertemu min woo
yang hendak pulang. Banyak harapan dan kebahagiaan saat ia melihat min
woo anaknya tumbuh dengan baik. Ia lalu mnghampiri min woo.
“dingin sekali ya siang ini nak,”
Sapa tuan Lee.
“ahjussi ini siapa?”
Tanya min woo heran.
“aku.. ah namaku Lee, niatku ingin menjemput putraku disini tapi sepertinya dia sudah pulang.”
Elak tuan Lee.
“siapa putramu? Kelas berapa mungkin saja dia masih didalam.”
Pikir min woo polos.
“ah.. tidak baru saja ia menelponku katanya dia sudah dirumah.”
“oh begitu ya..”
“apa kau sendirian? Siapa yang menjemputmu?”
Tanya tuan Lee yang melihat min woo sendirian.
“aku memang selalu pulang sendiri. Aku punya noona tapi ia sibuk.”
Jawab min woo.
“oh ya.. kemana orang tuamu?”
“orang tua? Mereka sudah tiada.”
“maaf ya harus mendengar itu. Oh iya maukah kau temani ahjussi makan siang? Aku yang traktir.”
“apa? Ahjussi, tidak usah repot-repot.”
Tolak min woo.
“tidak apa-apa aku akan sangat marah jika kau menolak.”
“hm.. baiklah.”
Min
woo akhirnya menyetujui ajakan tuan lee. Dan tuan lee amat bahagia
saat ia bisa bersama min woo putranya yang telah lama tidak
bertemu.ini pertama kalinya min woo menyetujui ajakan orang. Dihatinya
merasakan kenyamanan walaupun ia tak tahu bahwa tuan Lee sebenarnya
adalah ayah kandungya.
***
Hari demi hari berlalu perilaku
donghae semakin aneh saja. Hal ini membuat chun qi tak tahu harus
berbuat apa agar donghae bisa kembali normal. Walaupun ia mencintai
donghae ia berfikir akan berbuat sesuatu yang membuatnya senang. Ia
juga menyadari bahwa karena ia donghae menjadi seperti itu berpisah
dengan shin hae. Chun qi akhirnya mencari dimana shin hae tinggal.
Walaupun ia tak tahu dimana shin hae sekarang tapi ia ingat waktu ia
masih berteman dengan shin hae, chun qi pernah bertemu dengan adiknya
min woo dan sepertinya ia tahu dimana min woo bersekolah untuk itu ia
pergi menemui min woo disekolahnya.
Setibanya di sekolah chun qi
malah dikerumuni para pelajar yang mengenalnya. Karena chun qi seorang
artis yang sedang naik daun,diantara mereka tak jarang meminta
berfoto atau minta tanda tangan chun qi. Sedang chun qi hanya
kualahan.
(“seharusnya aku menyamar saja tadi, huft..”)
Katanya
dalam hati.tak lama ia akhirnya melihat min woo melintas didepannya
hendak pulang. Chun qi lalu berusaha memanggil dan menghampiri min woo.
“min woo tunggu..”
Teriak chun qi.
Sesaat min woo terhenti dan terkejut karena chun qi memanggilnya.
“kau chun qi noona.. memanggilku?”
Tanyanya polos.
“huft.. tentu aku sengaja kesini untuk mencarimu.”
Jawab chun qi terengah.
“ada perlu apa?”
Heran min woo.
“aku perlu tahu dimana kakakmu tinggal sekarang. Bisakah kau membantuku?”
Mohon chun qi. Min woo tampak pikir-pikir sepertinya ia tahu apa yang terjadi pada noonanya shin hae.
“noona.. baiklah, ikut aku kerumah.”
Ajak min woo. Chun qi lalu pergi meuju rumah min woo dengan mobilnya.
Tak
begitu jauh perjalanan mereka, akhirnya mereka sampai di rumah shin
hae dan min woo tinggal. Rumah kecil yang hanya ada 1 ruangan, dan
dapur kecil beserta kamar mandi itu ditempati oleh mereka. Tepat
diperumahan orang-orang sederhana. Rumah sewa itu memang terlihat lebih
kecil dari rumah mereka sebelumya. Chun qi yang melihat begitu iba
pada mereka.
“disinikah kalian tinggal?”
Tanya chun qi.
“hm.. iya noona walaupun kecil tapi ini adalah rumah yang nyaman bagi kami.”
Jawab min woo.
“jadi.. kemana kakakmu shin hae?”
Tanya chun qi dengan langkahnya matanya yang terus melihat foto-foto shin hae didinding.
“shin hae noona, dia tidak tinggal disini.”
Jawab min woo memelas.
“apa Maksudmu? Dia tidak tinggal disini.”
“hm.. noona pergi kedesa tempat kami tinggal dulu disana ia tinggal
bersama ahjumma. Ia bilang hanya sementara waktu hingga ia bisa tenang
kembali.karena aku sekolah, jadi aku tidak ikut bersamanya.”
Jelas min woo.
“sejak kapan dia disana?”
Chun qi mulai penasaran.
“hm… sejak 1 bulan yang lalu.”
Jawab
min woo. 1 bulan yang lalu adalah pertemuan akhir antara chun qi,
shin hae dan donghae. Mendengar itu chun qi mulai yakin bahwa diantara
shin hae dan donghae memang ada hubungan, Dan suatu hal yang membuat
shin hae pergi.
“bisakah kau bantu aku?”
Pinta chun qi.
“apa? Tentu saja bisa.”
“tolong beritahu aku dimana alamat itu karena aku harus menemuinya.”
Kata chun qi. Mendengar permintaan itu min woo terdiam dan tampak berfikir.
“ayolah. Aku tau apa yang harus aku lakukan. Kutahu kau juga pasti mengerti keadaan kakakmu sekarang kan?”
Mohon chun qi.
“baiklah akan kuberikan. Tapi janji ya jangan beritahu kalau aku yang memberitahu alamat itu.”
Pinta
min woo. Ia lalu menuliskan alamat tempat shin hae berada. Tepatnya
dipulau UDO, setelah mendapat alamat itu chun qi lalu memberikan min
woo uang yang tak sedikit.
“ini untukmu.”
Kata chun qi sambil memberi uang sejumlah 100 ribu won.
“noona.. tidak usah repot-repot.”
Tolak min woo.
“ambillah.. aku akan merasa sakit hati juka kau tidak ambil ini. Biar
bagaimana kau kan adik sahabatku.. adikku juga. Ambillah uang ini.”
Paksa chun qi. Dengan terpaksa min woo mengambil uang itu dan memanfaatkan sebaik-baiknya.
“terimakasih noona..”
Katanya.
“hiduplah dengan baik ya min woo.. aku pergi.”
Pamit
chun qi. Ia lalu pergi menuju tempat tujuan akhirnya, yaitu rumah
donghae. Ia harus segera betindak sebelum semua terlambat.
Sore
hari ia akhirnya tiba dirumah donghae. Tampak donghae yang sedang duduk
dikolam renang hanya diam sambil menatapi air yang tenang, Sambil
meminum alkohol
“ini!!!”
Seru chun qi sambil memberi selembar kertas bertuliskan alamat rumah.
Donghae yang heran dengan kedatangan chun qi yang tiba-tiba itu lalu melihat kertas tersebut.
“apa ini?”
Tanya donghae sinis.
“itu alamat rumah pergilah kesana dan kau akan temui dia.”
Jawab chun qi.
“dia Siapa?”
“shin hae. Itu alamat dimana shin hae berada.”
Jelas chun qi.
“sudah aku bilang jangan ikut campur urusanku!”
Kata
donghae tidak peduli sambil terus meminum alkoholnya itu. Chun qi
yang geregetan lalu mengambil minuman dari tangan donghae dan
melemparnya jauh.
“sampai kapan kau begini terus? Jika
kau memang mencintainya kau harus bertindak mengerti! Jika kau diam
seperti ini bagaimana dia akan datang.”
Marah chun qi.
Donghae
hanya terdiam menatap chun qi yang dipikirnya sok tahu itu. Tanpa
peduli donghae lalu pergi begitu saja meninggalkan chun qi. Dan chun qi
hanya kesal saja atas sikap donghae.
“aish.. orang itu!
Aku tahu kau sangat mencintainya jika kau tidak menjelaskan padanya
kau tidak akan pernah bisa bertemu dengannya lagi! Kuberitahu ini
adalah kesempatan terakhir mengerti!!!”
Teriak chun qi. Donghae
masih tampak tidak peduli. Sedang chun qi lalu pergi meninggalkan
rumah donghae dan ia juga meninggalkan kertas alamat itu di kursi
santai.
Sesaat chun qi pergi, donghae kembali ke kolam renang dan mengambil kertas alamat itu.
“shin hae…”
Katanya pelan. Ia memejamkan matanya berharap ada 1 kesempatan untuknya.
***
Tanpa
pikir panjang, malam ini donghae pergi ke pulau UDO dengan mobilnya.
Dengan secercah harapon ia akan bicara sejujurnya pada shin hae.
***
Di
pulau UDO, pulau dimana shin hae pernah tinggal sewaktu kecil dan
besar disana. Ia masih membayangkan lautan yang indah itu ia pandang
bersama ibunya. Pagi ini begitu indah dipinggir pantai. Warna Laut yang
berubah orange karena pantulan sinar matahari yang terbit. Ia terus
memandangi laut itu. Berharap ia bisa seperti laut bebas dan luas tanpa
batasan, ia merasa bebannya yang ia pikul begitu berat tanpa sadar
setetes air mata keluar dari matanya yang indah. Ia terus berjalan
menyusuri pinggir pantai yang sepi. Sampai ia sadar seseorang berdiri
tidak jauh didepannya seorang pria yang berjalan mendekatinya. Dan
ternyata adalah donghae,donghae terus mendekat hingga berada tepat
didepan shin hae.
“katakan apa masalahmu? Mengapa kau selalu pergi begitu saja?”
Tanya donghae.
“aku… hanya.. maaf aku tiak bisa katakan.”
Jawab shin hae amat gugup. Donghae lalu memegang kedua tangan shin hae.
“shin hae.. tolong jangan pergi karena aku tidak bisa hidup tanpamu..aku mencintaimu.”
Kata donghae penuh harap.saat shin hae tersadar ia lalu melepas tangannya dan menjauh dari donghae.
“tidak bisa.. ini tidak bisa, donghae kau tidak tahu apa masalahnya, kita tidak bisa bersama!”
Kata shin hae berusaha menahan air matanya.
“masalah apa?mengapa aku tidak bisa mencintaimu!! Katakan apa salahku!!!”
Bentak donghae sambil memegang erat kedua pundak shin hae.
“donghae, ayahmu tuan lee adalah ayah kandungku! Kita saudara tiri aku tidak bisa bersamamu tidak bisaa!!”
Jawab
shin hae sambil menangis kencang. Donghae yang mendengar amat
terkejut Ia terdiam sejenak ia tak bisa membayangkan bagaimana bisa
ayahnya tuan lee menutupi semua itu padanya.
“15 tahun
lalu.. saat ibuku meninggal dia meninggalkan aku dan min woo.. sejak
saat itu aku tidak mau mengenalnya lagi dan pada saat itu pula
dirumahmu aku kembali bertemu dengannya dia ayahmu donghae.. ayahmu!!!
Aku tidak tahan menerima ini jadi tolong jauhi aku..”
Mohon shin hae sambil terus menangis.
Donghae
lalu menarik nafasnya dalam. Tanpa peduli kata-kata itu, ia lalu
memegang tangan shin hae dan mencium bibirnya. Sama seperti yang ia
lakukan waktu itu ini adalah yang kedua kalinya namun bedanya, kali ini
ciuman itu adalah ciuman yang terjadi karena mereka memang saling
mencintai. Shin hae membalas ciuman itu sambil mengeluarkan air
matanya,dipinggir pantai nan indah.
“katakanlah kalau kau mencintaiku..”
Perintah donghae, ia tahu apa isi hati shin hae sebenarnya. Sambil terus mengusap air mata shin hae dengan tanganya.
“ya.. aku mencintaimu donghae.”
Jawab shin hae, mendengar itu hati donghae merasa lega ia kembali mencium shin hae dan memeluknya erat.
Saat
itu pula langit dimusim dingin menjadi terang matahari terbit dan
musim dingin berakhir. Terlukis jelas cinta diwajah mereka berdua.
“tidak peduli apa yang ayah katakan. Tak peduli dia ayahmu atau bukan sekarang ikutlah pulang bersamaku..”
Ajak donghae. Shin hae menganggukkan kepalanya ia menerima ajakan donghae untuk kembali ke seoul.
Dari
kejauhan tampak chun qi yang berdiri bersandar pada mobilnya melihat
shin hae dan donghae yang amat bahagia.rupanya ia juga mengikuti donghae
kepulau UDO tanpa sepengetahuan donghae. Ia terus melihat shin hae dan
donghae dan tiba-tiba saja ia menangis. Hatinya merasa tak rela
melepaskan donghae namun chun qi merasa bahagia bahwa pada akhirnya ia
bisa membantu mereka kembali. Sambil menangis ia tertawa puas.
Bagaimanakah nasib cinta mereka selanjutnya? Bagaimana donghae dan shin hae akan menjelaskan semuai ini pada sang ayah tuan Lee?
Apakah
chun qi akan tetap menikah dengan donghae, atau apakah pernikahan itu
dibatalkan? Tunggu cerita selanjutnya ya.. gumawooo ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar