"siapa kau?"
tanya wanita itu pada hye ji.
"aku.."
hye ji terpaku.
"christine sedang apa kau disini?"
tanya zhou mi. dan wanita yang bernama christine itu ternyata adalah tunangan zhou mi.
"aku.. hanya kebetulan ada acara makan malam bersama temanku. oppa siapa dia?"
tanya christine sambil melihat sinis ke arah hye ji.
"dia... temanku.. kenalkan ini hye ji."
zhou mi memperkenalkan walaupun wajahnyua sedikit tegang.
"oh.. hai kenalkan aku christine tunangan zhuo mi. kalian hanya berduaan saja ya.."
kata
christine mulai curiga.mendengar bahwa christine adalah tunangan zhou
mi, membuat hati hye ji jadi kacau ia sangat terpukul. ternyata apa
yang dikatan yesung itu benar.
"aku hye ji, senang bisa kenal denganmu.."
katanya terpaksa. zhou mi tak bisa berbuat apa-apa.
"oh iya sepertinya aku harus pergi. maaf ya.."
pamit hye ji. ia lalu buru-buru pergi dari restaurant itu.
"hye ji tunggu..."
panggil zhou mi, yang ingin mengejar namun dihalang oleh christine.
"oppa... kenapa kau bisa disini hah?"
tanya christine kesal zhou mi hanya terdiam.
***
diluar
hye ji tampak terpukul. ia merasa dibohongi oleh zhou mi. dan disaat
ia kembali menyukai zhou mi dan berharap bisa kembali padany justru
zhou mi malah menyakiti hatinya. malam semakin dingin salju pun turun
dimalam itu. hye ji hanya terdiam diluar, tak ada siapapun disana ia
tampak menahan air matanya itu. lalu tiba-tiba seseorang datang
memayungi hye ji dari salju.
"apa kau baik-baik saja?"
kata orang itu yang ternyata adalah yesung,
hye
ji tampak tercengang melihat yesung yang tiba-tiba muncul disaat
seperti itu. hye ji menatap yesung ia merasa bersalah dan tak bisa
berbuat apa-apa. hye ji lalu memeluk yesung dan menangis
sekancang-kencangnya. yesung pun memeluknya erat dan payung terlepas
dari pegangannya.
"sudahlah semua akan baik-baik saja..."
tenang yesung.
tak
lama hye ji menangis , mereka lalu pergi ke sebuah tempat dipinggir
sungai han. tempat yang sangat indah jika dimalam hari karena dari sana
tampak jelas jembatan indah yang berdiri kokoh. lampu-lampu yang
menyala tampak seperti bintangyesung menghampiri hye ji yang sedang
duduk dengan membawa segelas minuman hangat.
"kau baik-baik saja kan?"
tanya yesung Khawatir.
"aku..seperti orang bodoh.."
kata hye ji pelan.
"apa maksudmu?"
"yesung, mengapa kau melakukan ini semua padaku?"
"aku..melakukan apa?"
"kau..begitu perhatian padaku..bahkan disaat aku tak peduli padamu. kenapa kau melakukan ini semua?"
tanya hye ji, yesung hanya terdiam,menatap hye ji. ia lalu memegang tangan hye ji dan menatapnya penuh harapan.
"hye ji..aku melakukan ini karena.."
"karena apa?"
"karena aku menyukai mu..sangat menyukaimu.."
kata yesung sambil menghela nafas ia berharap hal ini cepat berakhir.
"aku terlalu banyak bersalah padamu.. yesung maafkan aku telah berfikiran buruk tantangmu.."
hye ji tampak bersalah.
"tidak kau idak salah, aku yang salah karena aku sudah teralu banyak menyerah..aku bahkan tak bisa menjagamu.."
"tidak yesung.. kau terlalu banyak membantuku.bahkan aku tak tahu harus bilang apa padamu. kau baik.."
"aku hanya ingin buktikan padamu bahwa aku tak melakukan itu semua.."
"melakukan apa?"
"masalah zhou mi.. aku sudah tahu dia akan melakukan apa padamu."
"yesung terima kasih ya..."
hye
ji memegang tangan yesung yang dingin dan mencium tangannya.saat itu
mereka bertatapan sangat dalam dan mereka berciuman.. dibawah sinar
bulan yang indah dan dimusim salju yang tak ada akhirnya. hal ini
membuktikan bahwa mereka telah saling menyayangi dan menjadi sepasang
kekasih pada malam itu...
***
hari berlalu dan kini waktunya
bagi semua siswa disekolah menjalankan kewajiban akhir mereka dengan
menjalankan ujian akhir sekolah. semua mengerjakannya dengan sangat
baik sampai selesai ujian. hati mereka masih tegang karena harus
melihat hasil akhir mereka.
dirumah pun donghae begitu galau. sampai makan malam tiba, donghae tampak terdiam.
"kau kenapa begitu muram?"
tanya sungmin khawatir.
"apa kau salah minum obat?"
sahut leeteuk.
"tidak hyung.. aku hanya takut hasil ulanganku jelek. ku harap hari itu bisa diulang lagi.. ya ampun.."
katanya berlebihan.
"tuan muda donghae tak usah pikirkan hal itu. aku saja tenang."
kata shin hae menenangkan.
"itu betul, shin hae yang kelihatannya lebih bodoh darimu saja bisa tenang."
seru kyuhyun santai.
"apa iya aku juga bodoh?"
tanya shin hae polos.
"bau hangus apa ini?"
tanya siwon yang tiba-tiba mencium bau hangus.
"hah..ya ampun aku sedang memasak aku lupa..."
teriak shin hae yang buru-buru kedapur untuk melihat masakannya yang sepertinya hangus itu.
"kubilang juga apa dia lebih bodoh dari donghae."
kata
kyuhyun membenarkan pemikirannya. semua kembali makan. dan yesung
hanya senyum senyum seperti orang bodoh. ini terjadi pada orang yang
baru saja menemukan cintanya.
***
pagi ini masih
di musim salju. walaupun salju tak turun namun hari ini sungguh
dingin.walaupun hari ini adalah hari libur mereka tampak malas-malasan,
tak seperti siwon yang bergegas akan pergi pagi ini.
"kau mau kemana?"
tanya leeteuk yang sedang bersantai diruang tv bersama yesung,sungmin,donghae dan kyuhyun.
"ah..kebetulan aku mau pergi kegereja apa kalian mau ikut denganku?"
ajak siwon yang selalu pergi kegereja disaat ada kesempatan.
"hyung sepertinya kau salah bertanya.."
bisik yesung.
"bagaimana teukie hyung?"
ajak siwon.
"ah..aku sudah ada janji mau jalan-jalan hari ini maaf ya..."
kata leeteuk ia lalu pergi dari ruang tv.
"aku.. juga ada janji dengan hye ji. kalau begitu aku mau siap-siap dulu ya..."
sahut yesung yang juga pergi begitu saja.
"aku lupa harus cek up bada kedokter hari ini, lain kali ya hyung..."
seru donghae ia tak mau ketinggalan ia juga pergi meninggalkan tempat.
"aku kedapatan tugas mengeruk salju dihalaman..aku pergi.."
kata kyuhyun.tinggal sungmin yang masih duduk santai membaca buku sambil mendengarkan musik dengan earphonenya itu.
"eh siwon..sejak kapan kau berada disana?"
tanya sungmin yang baru menyadari kedatangan siwon. karena telinganya tertutup earphone maka ia tak mendengar semuanya.
"kau sedang apa berdiri disana? kemana yang lain."
tanya sungmin heran karena hanya melihat siwon berdiri sendirian.
"hah.......lupakan saja!!!"
kesal siwon ia lalu pergi sendiri kegereja.
"apa masalahnya?"
kata sungmin masa bodoh.
***
leeteuk
tampak pergi sendirian pagi ini. dan mungkin jika siwon tak
mengajaknya pergi ke gereja ia tak akan berjalan-jalan sendirian
seperti ini. siapa juga yang mau pergi kegreja bersama siwon karena
semua tahu siwon itu jika kegereja pasti lama bahkan jika memungkinkan
ia betahia akan menginap seharian digereja. disepanjang jalan leeteuk
tampak menggerutu. dan ditengah jalan ia bertemu seorang nenek yang
tampak kesulitan karena barang bawaanya yang sangat banyak. leeteuk
yang melihatnya sangat kasihan dan membantu nenek tersebut.
"nenek, apa perlu aku bantu."
kata leeteuk.
"nak, tidak usah terima kasih nenek bisa sendiri."
tolak nenek itu.
"sudahlah nek, biar kubantu ya.. mana bisa nenek membawa semua ini.."
kata
leeteuk sungkan. ia lalu membantu membawa semua barang-barang nenek
itu yang kebanyakan isinya adalah sayuran. leeteuk terus berjalan
sampai akhirnya mereka tiba di sebuah rumah makan yang masih
tradisional. saat masuk pun sangat nyaman didalamnya.
"silahkan masuk.."
pinta nenek itu.
"iya nek,"
leeteuk lalu membantu membawa masuk barang sang nenek.
"ini rumah makan yang kukelola. walaupun kecil dan sederhana, rumah makan ini selalu ramai pengunjung."
jelas nenek itu sambil menuangkan secangkir teh dan memberikannya pada leeteuk yang sedang duduk.
"ini teh jahe.. silahkan diminum."
"terima kasih nek.. oh iya.. apa nenek tinggal sendirian?"
tanya leeteuk sambil meminum tehnya.
"apa? tidak aku disini tinggal dengan cucuku."
jelas sang nenek. lalu datang seorang wanita dari lantai atas.
"nenek sudah pulang.."
kata
wanita yang ternyata adalah qiu seon. leeteuk yang melihatnya
terkejut karena cucu yang dimaksud adalah qiu seon. begitu juga qiu
seon yang terkejut melihat leeteuk berada ditempatnya.
"kau..sedang apa disini?"
tanya qiu seon.
"nak..jangan begitu.. dia ini telah membantu nenek membawa sayuran tadi.."
jelas nenek.
"qiu seon..ternyata kau cucunya nenek."
kata leeteuk.
"apa kalian sudah mengenal?"
tanya nenek heran.
"iya nek, dia itu teman sekelasku.."
jelas qiu seon.
"oh..jadi begitu ya.."
sahut nenek.
"tak kusangka bisa bertemu denganmu disini."
leeteuk tampak senang.
"kalau begitu bagaimana kalau kau membantu nenek untuk membuka toko? kalau membantu itu tak boleh setengah-setengah kan.."
pinta nenek sambil tersenyum.
"nenek.. dia itu tuan muda dia tak boleh kerja seperti ini.."
kata qiu seon.
"tak apa-apa..aku senang bisa membantu. lagi pula aku juga tidak ada kerjaan nek."
kata leeteuk senang.
"tidak usah repot-repot lebih baik kau pulang saja.."
pinta qiu seon tidak enak.
"tidak apa-apa. ayo nek kita siapkan semuanya.."
ajak leeteuk memaksa.
"baiklah ayo..."
kata
nenek. qiu seon yang tak bisa menolak hanya diam saja sambil
tersenyum.leeteuk membantu mempersiapkan toko. ia membersihkan meja
makan dan mengelap kaca supaya tempat makan itu nyaman. sedangkan qiu
seon membantu nenek memotong sayuran. sambil melihat leeteuk yang sedang
sibuk mengangkat bangku.
***
sedangkan siwon
sampai di sebuah gereja yang tak jauh dari rumah. gereja tua itu
tampak sejuk dan indah pepohonan yang tertutup salju putih menambah
keindahannya. ia memasuki gereja tampak sepi disana namun banyak lilin
yang menyala tepat dibawah yesus sangat indah. sepertinya tampak
betul yang merawat gereja itu adalah oreng yang sangat berbakti. ini
adalah kedua kalinya ia ketempat itu. terakhir ia datang saat ia
menemui hyo rin. siwon duduk didepan kursi panjang yang ditempatkan
khusus bagi oreng yang ingin berdoa.ia terduduk dan terjaga, ia
menundukan kepala memejamkan matanya dan berdoa. hal itulah yang biasa
ia lakukan dirumahnya bersama sang ibu. namun saat ia datang ke rumah
baru ia jadi jarang berdoa.saat ia terjaga, terdengar suara lantunan
piano yang sangat indah terdengar suara itu berasal dari atas altar
piano itu memang berada disana namun, siapakah yang memainkan piano
itu? siwon bertanya-tanya ia membuka matanya kekhusyuan doanya
terganggu oleh suara itu. siowon berdiri dan berjalan perlahan menuju
lantai atas altar. saat ia tiba disana ia melihat seorang wanita
dengan pakaian terusan bunga-bunga dan jacket tebal berwarna coklat
sedang memainkan piano itu. hal ini membuat siwon semakin penasaran. ia
mendekati wanita itu dan ternyata wanita itu adalah Hyo Rin. hyo
rinjuga tampak terkejut saat ia tahu ada orang dibelakangnya dan ia
mngehentikan permainan.
"kau.."
kata hyo rin terkejut.
"hyo rin.. ternyata itu kau.."
sahut siwon sedikit kaget.
"apa kau sedang berdoa? maaf ya aku mengganggu. kupikir sejak tadi gereja tampak sepi."
"tak apa.. aku juga baru tiba disini.. jadi kau pandai memainkan piano.."
siwonpun mendekat dan duduk disamping hyo rin.
"ah.. tidak hanya sedikit.. apa kau sendirian?"
tanya hyo rin yang hanya melihat siwon seorang.
"hm. aku sendirian, kau?"
"aku.. iya aku juga sendirian.apa kau juga bisa memainkan piano ini?"
"tentu apa kau mau aku memainkannya juga?"
"oh iya jika kau mau.."
"baiklah..."
siwon
dan hyo rin memainkan piano bersama. suasana tampak jauh dari
kesunyian digreja sejak mereka memainkan musik yang indah terdengar
itu. mereka tampak senang memainkannya. beruntung bagi siwon karena ada
orang yang bisa membuatnya senang dan tak bosan lagi.
***
selesai
membantu merapikan toko leeteuk diminta untuk makan bersama disana.
makanan yang dibuat oleh nenek dan qiu seon tampak nikmat. leeteuk
tidak menolak ajakan nenek ia lalu duduk bersama nenek dan qiu seon.
"sekarang makanlah, ini sebagai tanda terimakasih karena kau mau membantuku nak.."
kata nenek sambil menghidangkan makanan itu dipiring leeteuk.
"terima kasih nek,"
sahut leeteuk. ia lalu mulai menyantap makanan itu.
"dimana kau tinggal?sudah berapa lama kau dan qiu seon kenal?"
tanya nenek.
"ah.. rumahku didekat sini nek, aku dan dia kenal belum lama pertama kami bertemu saat dia mengantar.."
belum sempat leeteuk menjawab qiu seon sudah memotong pembicaraannya.
"sudahlah... pokoknya kami kenal belum lama nek, ayo dimakan tidak baik makan sambil bicara kan."
kata qiu seon mengelak. ia lalu memberika kode pada leeteuk agar ia tak memberitahu semua pada nenek.
"baiklah.. kalau begitu nenek kedepan dulu ya.. sepertinya sudah ada pengujung yang akan makan disini."
pamit nenek.
"ya nek cepat layani mereka.."
kata qiu seon bermaksud agar sang nenek cepat pergi. nenkpun pergi meninggalkan leeteuk dan qiu seon.
"kumohon jangan bilang pada nenekku kalau aku mengantar koran ya..."
pinta qiu seon.
"memangnya kenapa?"
tanya leeteuk heran.
"karena aku tak bilang pada nenek kalau aku ini mengantar koran..
sudah jangan banyak tanya, setelah selesai makan sebaiknya kau pergi
tuan muda.."
jelas qiu seon
"tuan muda..bahkan untukku bisa berteman biasa denganmu sangat susah. jangan panggil aku tuan muda.."
"bukannya kau ini pewaris besar lalu aku harus panggil apa?"
"hm..panggil aku oppa.."
ledek leeteuk.
"apa? oppa?"
kata qiu seon tampak heran.
"aku hanya bercanda, panggil saja namaku. leeteuk!"
leeteuk tertawa kecil lalu kembali menyantap makanannya.
"kau ini..."
seru
qiu seon aneh. walaupun qiu seon masih menganggap leeteuk sebagai
teman biasa, namun perasaan leeteuk tak akan berubah pada qiu seon. ia
akan terus berjuang agar ia mendapatkan apa yang ia mau.
***
seteah
siwon dan hyo rin selesai main piano bersama mereka lalu berdoa
sejenak digereja. hari pun semakin siang mereka lalu bejalan-jalan
disekitar gereja itu.mereka berjalan di jalan yang tampak dikelilingi
pohon itu.
"apa kau sering datang kesini?"
tanya siwon.
"hm..sebenarnya dulu setiap minggu aku kesini bersamanya.. kami sering melakukan yang tadi kita laukan itu."
"main piano?"
"hm.. main piano bersama.. namun semenjak dia meninggal aku tak
lagi datang. kau tahu karena kau aku jadi ingat untuk kembali datang
kesini."
"karena aku?"
"iya..kau..aku selalu ingat waktu kau menasihati ku digereja itu. saat itulah aku jadi sering kesana."
jelas hyo rin. siwon tampak malu dengan pernyataan itu namun melihat wajah hyo rin yang tersenyum membuatnya lega.
"oh iya apa kau mau mampir ke suatu tempat?"
tanya hyo rin.
"apa? kemana?"
"disekitar sini ada yang menjual minuman teh yang sangat enak bagaimana kalau kita kesana?"
"tak masalah.. ayo."
siwon
lalu pergi bersama hyo rin ke sebuah kedai teh yang tak jauh dari
sana. tak disangka tempat yang berada diatas bukit itu sangat enak
dari sana mereka bisa melihat pemandangan indah sambil minum teh
hangat. walaupun saat itu musim salju tetap tak mengurangi keindahan
tempat itu. mulanya siwon merasa kesal karena ia harus pergi sendiri
kegereja namun ternyata seseorang kembali menyemangati dirinya itu.
***
tak
terasa waktu berjalan begitu cepat. sampai nilai hasil ujian akhir
mereka muncul dipapan pengumuman. semua mengerumuni termasuk sungmin,
donghae dan leeteuk yang kebetulan lewat. mereka sibuk melihat
nama-nama mereka dan tentu saja berita menggembirakan tiba, mereka dan
semua siswa kelas 3E lulus dengan hasil yang baik.
tampak disana
siwon sbagai juara diposisi 1, diikuti sungmin diposisi 2, young ri
diposisi 3 leeteuk diposisi 4, diikuti lagi dengan hye ji, qiu seon
dan yang lainnya.begitu juga donghae yang mendapat posisi 10 ia tak
kecewa dengan hasil itu.
"hyung.. itu bagus aku dapat posisi ke 10. sungmin hyung,leeteuk hyung kalian ini pintar ya.."
kata donghae bangga.
"kau juga.. setidaknya diantara kelas 3A kita ,lebih unggul."
sahut leeteuk.
"ini berkat kerja keras kita kan.ayo kita kekelas.."
ajak
sungmin. mereka ber-3 lalu keruang kelas semua siswa dikelas 3E
bergembira dengan kelulusan mereka yang 100 % lulus. derngan begini
mereka telah mengangkat nama kelas 3E.wali kelas jungmin juga tampak
sangat gembira karena usahanya kali ini tak sia-sia. dan untuk
merayakannya mereka semua ditraktir oleh wali kelas jungmin makan dan
pesta sepuasnya di sebuah kafe. semua sangat bergembira.
malam ini pukul 7 semua berkumpul di kafe disana juga terdapat karaoke jadi mereka bisa bersenang-senang disana.
"sungmin oppa kau hebat.."
bangga chun qi.
"ini kan berkat kau juga.."
kata sungmin.
"kelas ini jadi bagus semenjak kedatangan para tuan muda dan juga
para tuan putri yang cantik-cantik ini, sekarang beri sorak pada
mereka...yeee.."
teriak wali kelas jungmin.
"terimakasih untuk kalian..."
sahut semua siswa yang lain.
"bukan kami yang membuatnya jadi begini. ini semua kan karena kerja keras kalian"
kata leeteuk merendah diri.
"ya.. kita bersorak untuk kita semua... hidup kelas 3E... sekarang mari bersenang-senang."
kata wali kelas jungmin.
pukul
10 pesta berakhir mereka tampak lelah. semua kembali pulang kerumah
saat mereka leeteuk,donghae,sungmin,kyuhyun,siwon, yesung dan shin hae
hendak menyebrang menuju mobil mereka diparkiran, tiba-tiba seseorang
mengendarai mobilnya dengan sangat kencang entah hal ini disengaja
atau tidak tepat didepan mereka. donghae yang berada paling depan ia
menyebrang terlebih dahulu saat itu. karena terlalu banyak minum semua
tak tahu jika bahaya mengancam mereka. hanya shin hae yang
menyadarinya. mobil dengan kecepatan penuh itu hampir mendekati
donghae, shin hae yang melihat hendak pergi menyelamatkan donghae.
"tuan muda donghae awas.."
teriak
shin hae. ia lalu mendorong donghae hingga donghae jatuh kepinggir
jalan dan "BRUKKKK.." mobil itu menghantam tubuh shin hae. semua
terkejut termasuk donghae. shin hae sempat terpental sejauh 2 meter dan
ia tak sadarkan diri. sedangkan mobil yang menabrak melarikan diri.
"Shin hae.........."
teriak donghae ia lalu mengampiri shin hae dengan rasa khawatir begitu juga dengan yang lain.
"shin hae bukalah matamu.... shin hae,"
panik
donghae, ia lalu memberikan pertolongan pertama dengan memeriksa
nefas shin hae lalu membrikannya nafas buatan agar shin hae dapat
bernafas.
"siwon cepat panggilkan ambulance."
perintah
sungmin. semua amat khawatir dengan keadaan shin hae. beberapa saat
kemudian ambulance datang juga polisi yang akan menyelidiki kasus ini.
shin hae lalu dibawa kerumah sakit diikuti donghae, kyuhyun dan
yesung. sedangkan sungmin leeteuk dan siwon ikut memberi keterangan
pada polisi agar pelaku yang menabrak shin hae diketahui.
***
tibanya dirumah sakit shin hae lalu dibawa ke ruang unit gawat
darurat. semua tampak khawatir donghae,yesung kyuhyun juga menunggu
didepan ruang UGD. mereka semua khawatir dengan keadaan shin hae. tak
lama kemudian juga datang hye ji dan chun qi yang juga khawatir dengan
keadaan shin hae.
"hye ji kau datang?"
kata yesung yang terkejut melihat kedatangan hye ji.
"bagaimana keadaan shin hae sekarang?"
tanya hye ji.
"dokter belum keluar dari ruang UGD. jadi belum ada yang tahu.."
jawab kyuhyun.
"kami sangat khawatir bagaimana hal ini bisa terjadi?"
tanya chun qi.
"entahlah..."
seru
yesung pasrah. sedangkan donghae hanya bisa tertunduk menyesal akan
kejadian ini. kalau saja shin hae tidak menyelamatkannya pasti yang
merasakan sakitnya adalah donghae. selang beberapa menit akhirnya
dokter keluar dari ruang UGD donghae buru-buru menghampiri sang dokter.
"dokter bagaimana keadaan shin hae?"
tanya donghae panik.
"tenanglah.. tak ada hal yang begitu serius.. hanya saja pasien
mengalami keretakan pada bagian pinggul dan membutuhkan waktu untuk
pemulihan.selebihnya hanya memar-memar saja jadi kalian masih beruntung.
yang pasien butuhkan saat ini hanyalah beristirahat. kalau begitu aku
permisi dulu.."
pamit sang dokter yanglalu meninggalkan mereka.
namun tiba-tiba handphone milik yesung berdering tanda panggilan masuk dan ternyata yang menelpon adalah leeteuk.
"ya, hyung.."
jawab yesung.
"(yesung kalian harus pulang.!)"
perintah leeteuk.
"apa? pulang.. tapi hyung bagaimana dengan shin hae?"
kata yesung.
"(aku tahu keadaan shin hae sekarang. tapi kalian juga harus menuruti peraturan yang ada. shin hae pasti mengerti hal ini.)"
"baiklah aku tahu.. kami akan segera pulang."
jawab yesung ia lalu menutup telponnya.
"kyuhyun,donghae kita harus segera pulang!"
perintah yesung.
"apa? kau ini gila ya! bagaimana dengan shin hae?"
kesal donghae.
"iya aku tahu tapi kita juga harus menaati peraturan yang ada. sebelum jam 12 ini kita harus segera pulang!"
jelas yesung mengingat waktu yang menunjukan jam 11 malam.
"itu benar hyung.. ayo kita pulang.."
ajak kyuhyun.
"apa? kau juga.. tidak aku tetap disini! aku tetap menemani shin hae disini!"
tegas donghae.
"sudahlah kalian pulang saja.. ada kami disini. aku dan juga chun qi akan menemani shin hae disini."
sahut hye ji mengingat shin hae adalah teman baik mereka juga.
"hm.. aku tahu apa masalah kalian.. hidup kalian juga lebih
penting. shin hae pasti mengerti. lagipula shin hae juga sahabat kami.
jelas kami harus membantunya disaat ia begini."
kata chun qi iba.
dengan
sangat terpaksa donghae harus mengikuti kata-kata mereka. ia akhirnya
mau pulang walau hatinya terasa berat untuk meninggalkan shin hae.
"terimakasih ya hye ji, chun qi.. nanti jika ada apa-apa kalian hubungi kami ya.."
pinta
yesung. mereka lalu pulang kerumah tinggal hye ji dan chun qi yang
menjaga shin hae semalaman sesaat shin hae dibawa ke ruang khusus yang
disediakan oleh keluarga jeong hwa.
****
esok
harinya, pagi-pagi sekali donghae telah tiba dirumah sakit ia juga
membawa buah-buahan dan makanan untuk hye ji dan chun qi yang telah
menunggu shin hae semalaman.
"kau datang pagi-pagi sekali..."
kata hye ji yang melihat donghae datang tepat di pukul 5 pagi.
"iya aku sangat khawatir denan keadaan shin hae.."
jawab donghae.
"perhatian sekali kau ini.. apa itu makanan untuk kami?"
tanya chun qi yang melihat plastik berisi makanan itu.
"oh.. iya ini aku bawakan sarapan intuk kalian.. kalian pasti lapar semalaman menjaga disini."
kata donghae sambil menyerahkan makanan itu pada chun qi.
"terimakasih ya.. kau ini baik sekali.."
kagum hye ji.
"tapi setelah ini kami akan pulang.. tak apa kan kau sendirian menjaga shin hae disini."
chun qi terpaksa.
"kami juga harus beritahu orang tua kami dulu.. jadi nanti siang kami kembali lagi kesini."
kata hye ji.
"tidak apa-apa kok. kalian mau menemaninya saja aku sudah senang,
maaf ya merepotkan kalian.. dan terimakasih banyak atas bantuan
kalian."
mohon donghae.
"iya sama-sama.."
jawan hye ji.
"yang seharusnya berterimakasih itu ka shin hae..."
celetuk chun qi.
"aku.. mewakilinya..."
seru donghae.
sejam
berlalu setelah sarapan chun qi dah hye ji pulang. tinggal donghae
yang menemani shin hae disana. donghae hanya terdiam duduk disamping
perbaringan shin hae yang masih tertidur lelap sambil terus menatapnya.
"shin hae.. karena aku kau jadi begini.. kenapa kau lakukan ini
semua.. aku sangat menyesal. shin hae seharusnya aku yang merasakan
sakit itu.. aku sangat merindukanmu.. cepat sembuh ya.."
katanya
pelan sambil memegang tangan shin hae. karena donghae semalaman tak
bisa tidur iapun tak sadar tertidur pula disamping shin hae.
sampai
jam menunjukkan pukul 9 pagi, shin hae akhirnya terbangun dari
tidurnya karena lelah menahan rasa sakit jadi shin hae begitu
mengantuk. iapun terkejut saat ia bangun telah ada donghae yang
tertidur tepat disampingnya .
"tuan muda donghae..."
katanya
pelan.pergerakan itu membuat donghae terbangun dan kaget melihat shin
hae sudah bangun ia juga baru sadar kalau sedari tadi ia tertidur.
"shin hae kau sudah bangun ya.."
kata donghae.
"sejak kapan tuan disini?"
"sejak pagi tadi.. semalam hye ji dan chun qi yang menjagamu.. maaf ya.."
"aku tahu tuan.."
"bagaimana keadaanmu sekarang?"
tanya donghae khawatir.
"aku lumayan baik.. tuan tak perlu khawatir."
"syukurlah.. tapi tetap saja kau seperti ini karena aku.. kenapa
kau harus menyelamatkan aku? seharusnya aku yang merasakan sakit ini
kan!!"
kesal donghae.
"tuan, sudahlah lagipula aku kan baik-baik saja sekarang."
"tetap saja! oh iya apa kau lapar? kau ingin makan sesuatu? kalau
kau butuh apapun kau bilang saja padaku ya, mulai sekarang aku akan
menjagamu.. aku juga akan membantu membersihkan rumah jadi kau tak
perlu khawatir rumah akan berabtakan aku juga menjaga hyung-hyung yang
lain jadi kau tak usah pikirkan apa-apa lagi ya.. bahkan hal ini tak
cukup untuk membalas budimu.."
jelas donghae. shin hae hanya
tersenyum melihat donghae yang begitu perhatian, ia lalu memegang
tangan donghae dan itu membuat donghae diam.
"tuan.. itu
tidak perlu.. aku melakukan ini karen tuan besar jeong hwa juga banyak
membantuku jadianggap saja ini untuk membalas jasa tuan besar jeong
hwa. tak seharusnya tuan menjagaku dan melakukan semua ini.. bahkan
aku tak bisa menjaga tuan muda semua dengan baik.."
shin hae amat sedih dengan ini.
"tidak.. aku yanga tak bisa menjagamu shin hae.. aku tak mau kau begini lagi tolong jangan lakukan itu lagi ya..."
donghae tertunduk.
"kenapa tuan melakukan ini semua untukku?"
tanya shin hae.
"itu karena..sebenarnya aku.."
donghae tampak tak bisa menjawab.
"apa tuan mau membalas budi? kalau memang benar itu semua tidak perlu."
kata shin hae. donghae lalu menarik nafasnya perlahan. seakan ia tahu apa yang akan ia katakan.
"sebenarnya sudah lama aku ingin melakukan ini padamu.."
kata donghae pelan.
"maksud tuan?"
"aku.. sayang padamu.. aku menyukaimu shin hae. aku benar-benar
tidak tahu harus berbuat apa.. bahkan semalaman aku tidak bisa tidur
karena aku terus memikirkan keadaanmu. dan ada satu hal lagi yang
kurasakan saat ini.."
"apa itu?"
"aku..merindukanmu, sangat merindukanmu.. lalu, bagaiman perasaanmu padaku saat ini?"
tanya donghae penasaran.
"apa? aku?"
"hm sudah lama aku ingin tahu hal ini jadi katakanlah.."
pinta donghae penuh harapan.
"aku.. tuan berada didekatmu membuatku merasa nyaman. bahkan kau
begitu perhatian dan beik padaku.. kau adalah orang yang baik itulah
yang akurasakan saat ini.. tapi tuan aku hanyalah seorang pelayan hal
ini tidak pantas bagi tuan."
jelas shin hae. donghae lalu mendekat.
"jika aku ini bukan tuanmu.. apa kau menyukaiku?"
tanya donghae.
"hm.. aku menyukaimu.. aku sangat menyukaimu tuan muda donghae..."
kata shin hae sambil meneteskan air matanya.
donghae
semakin mendekati shin hae, ia lalu mencium shin hae dengan lembut
ciuman pertama yang sangat indah. antara donghae dan shin hae.shin hae
amat senang karena ia bisa mengungkapkan perasaanya pada donghae yang
lama juga ia pendam, ia bahkan harus berpura-pura menjauh dari donghae
agar donghae tak menyukainya namun usahanya sia-sia. karena pada
akhirnya donghae benar-benar jatuh hati padanya.
sementara
diluar pintu tampak sungmin dan chun qi yang tiba lebih awal dari
yang lain. sungmin membuka pintu perlahan dan terkejut karena melihat
shin hae dan donghae sedang berciuman. sungmin berbalik dan membuat
chun qi heran.
"oppa... ada apa?"
tanya chun qi.
"sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk kita kesini."
kata sungmin.
"memangnya kenapa?"
heran chun qi.
"tidak.. kulihat mereka sedang tertidur didalam. bagaimana kalau kita kekantin untuk sarapan? kau lapar kan?"
sungmin terpaksa berbohong.
"tapi aku kan sudah makan. "
"kalau begitu aku yang lapar, jadi kau harus temani aku ayo kita pergi.."
ajak sungmin.
"tapi.. apa tidak sebaiknya kita letakkan bung ini dulu didalam?"
tanya chun qi yang kerepotan membawa karangan bunga.
"itu.. lebih baik nenti saja.. takutnya membangunkan mereka.."
"baiklah..."
chun qi lalu mengikuti kemauan sungmin. walaupun chun qi belum sempat menengok kedalam tapi ia percaya saja pada sungmin.
***
mau
tau gimana kelanjutan ceritanya? bagaimanakah kisah kelanjutan dari
cinta mereka? tetap ada part akhir nanti ya... gumawo....^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar